Page 422 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 422
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 420
adalah propaganda kepada kesesatan dan kebodohan. Tujuan
mereka dengan ungkapan semacam itu tidak lain hanya untuk
mengingkari takwil, agar setiap orang memegang teguh terhadap
zhahir teks-teks mutasyâbihât dan berkeyakinan tasybîh seperti
keyakinan mereka. Na’ûdzu Billâh.
Adakah orang-orang semacam itu mengingkari takwil dalam
seluruh teks-teks syari’at ataukah hanya dalam masalah sifat-sifat
Allah saja? Jika mereka mengingkari takwil dalam seluruh teks
syari’at maka berarti mereka telah mengingkari syari’at Islam itu
sendiri. Karena sesungguhnya setiap teks, baik ayat atau hadits,
pasti membutuhkan kepada takwil dan membutuhkan kepada
penjabaran, kecuali teks yang muhkam yang sudah sangat jelas dan
tidak mengandung pemahaman lain, seperti firman Allah dalam QS.
al-An’am: 444 (Wa Khalaqa Kulla Sya’i), makna ayat ini jelas
(muhkam), tidak mengandung makna takwil. Adapun teks-teks yang
tidak muhkam maka tidak ada perselisihan di antara orang-orang
yang berakal bahwa teks-teks tersebut pasti membutuhkan kepada
takwil. Tentunya tujuan dan metodologi takwil di sini berbeda
dengan metodologi kaum mulhid (kaum sesat dan kafir kepada
Allah) yang bertujuan untuk menafikan teks-teks syari’at.
Jika mereka berkata: “Takwil boleh diberlakukan dalam
memahami teks-teks apapun kecuali teks-teks yang berkaitan
dengan Allah dan sifat-sifat-Nya”. Kita katakan kepada mereka: “Itu
adalah pendapat yang sangat dibuat-buat dan sama sekali tidak
proporsional. Adakah kalian mengatakan bahwa sesuatu yang tidak
terkait dengan Allah dan sifat-sifat-Nya wajib diketahui?! Sementara
sesuatu yang terkait dengan Allah dan sifat-sifat-Nya wajib
dihindari?! Tentunya pendapat seperti ini adalah pendapat yang
tidak akan pernah diterima oleh seorang muslim”. Sesungguhnya