Page 423 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 423

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 421

           alasan  sebenarnya  dari  mereka  yang  mengingkari  takwil  adalah
           karena  mereka  orang-orang  yang  berkeyakinan  tasybîh,  hanya  saja
           mereka membungkus, memalsukan, dan mengkaburkannya dengan
           ungkapan-ungkapan yang dipelintir, seperti; “Dia (Allah) memiliki
           tangan tapi tidak  seperti tangan kita, Dia memiliki kaki tapi tidak
           seperti  kaki  kita,  dan  Dia  bersemayam  dengan  Dzat-Nya  di  atas
           ‘arsy tapi tidak seperti yang kita pikirkan…”. Na’ûdzu Billâh.
                  Seorang yang memiliki ilmu dan teliti tidak akan menerima
           perkataan  kaum  Musyabbihah  seperti  itu.  Sebaliknya  dia  akan
           berkata: “Ucapan kalian, wahai kaum Musyabbih, adalah ungkapan
           yang     menyesatkan.     Perkataan     kalian    bahwa     kita   harus
           memberlakukan teks-teks mutasyâbihât sesuai makna zhahirnya, dan
           bahwa  teks-teks  mutasyâbihât  tersebut  tidak  dapat  dipikirkan
           maknanya,  adalah  perkataan  yang  kontradiktif.  Jika  kalian  benar-
           benar  memberlakukan  makna-makna  zhahir  dari  teks-teks
           mutasyâbihât  maka  makna  zhahir  kata  “sâq”  dalam  firman  QS.  al-
           Qalam: 42  (Yauma Yuksyafu ‘An Sâq...)  adalah berarti “betis”; yaitu
           salah satu anggota tubuh dari bagian kaki yang tersusun dari kulit,
           daging, tulang, darah, sumsum, dan lainnya. Jika kalian mengambil
           makna  zhahir  ini  maka  jelas  ini  adalah  kekufuran.  Namun  jika
           kalian  tidak  mengambil  makna  “betis”  ini,  lantas  manakah  yang
           kalian  maksud  dengan  mengambil  makna  zhahir?!  Dan  bila
           demikian bukankah berarti kalian tidak mengambil makna zhahir?!
           Karena  sudah  jelas  bagi  kita  bahwa  Allah  Maha  Suci  dari  makna
           semacam itu.
                  Jika  kaum  Musyabbihah  tersebut  berkata:  “Makna-makna
           zhahir  dari  teks-teks  mutasyâbihât  tersebut  tidak  memiliki  makna”,
           maka  kita  katakan  keapada  mereka:  “Pernyataan  seperti  itu  sama
           saja  dengan  menghukumi  bahwa  teks-teks  tersebut  tidak  ada
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428