Page 428 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 428
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 426
perkara baik yang diridlai Allah maka itu semua diangkat ke arah
atas. Ayat ini bukan untuk mengungkapkan bahwa Allah di arah
atas.
Demikian pula dengan firman Allah dalam QS. al-Waqi’ah:
85 (Wa Nahnu Aqrabu Ilaih Walâkin Lâ Tubshirûn), dan juga firman-
Nya dalam QS. al-Waqi’ah: 14 (Wa Antum Hina Idzin Tanzhurûn)
yang dimaksud dari dua ayat ini ialah malaikat pencabut nyawa
(Malak al-Maut). Artinya bahwa seorang yang sedang sekarat
menghadapi kematiannya ia akan melihat malaikat maut. Ini
berbeda dengan golongan sesat dari kaum Mujassimah, mereka
memahami dua ayat di atas secara batil dengan mengatakan bahwa
Allah bertempat di sisi setiap orang yang sedang menghadapi
kematiannya atau sakaratul maut. Dan lebih aneh lagi, pada saat
yang sama mereka juga mengatakan bahwa Dzat Allah berada di
langit pertama, dan juga berada di atas ‘arsy. Dengan demikian
menurut mereka pada saat berasamaan Allah berada di atas ‘arsy,
berada di langit, dan berada di bumi. Na’ûdzu Billâh. Karena dengan
mata hati yang buta dan dengan hawa nafsu dalam memahami ayat
ini mereka jatuh dalam kesesatan, mereka menjadikan ayat-ayat al-
Qur’an satu sama lainnya saling bertentangan.
Firman Allah QS. Fathir: 10 di atas mereka maknai secara
zhahir bahwa Allah berada di arah atas hingga pemahaman ini
bertentangan dengan firman Allah dalam QS. ash-Shafat: 99, tentang
nabi Ibrahim saat beliau pergi dari Mekah menuju Palestina, bahwa
nabi Ibrahim berkata: (Wa Qâla Innî Dzâhibun Ilâ Rabbî Sayahdîn),
karena makna zhahir dari ayat ini seakan Allah berada di Palestina.
Padahal makna yang benar adalah; “Saya (Nabi Ibrahim) pergi ke
suatu tempat (Palestina) yang diperintahkan oleh Allah untuk
dituju”, bukan maknanya bahwa Allah berada di Palestina.