Page 431 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 431

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 429

                  Al-Hâfizh  Abd  ar-Rahman  ibn  al-Jauzi,  salah  seorang  ulama
           terkemuka di kalangan madzhab Hanbali, dalam kitabnya berjudul
           al-Majâlis membantah habis orang-orang yang mengingkari takwil.
           Tulisan beliau ini sangat luas dan sangat kuat yang secara langsung
           menyerang  beberapa kelompok dari mazhab Hanbali sendiri  yang
           cenderung  memahami  ayat-ayat  mutasyâbihât  atau  hadits-hadits
           shahih mutasyâbihât dengan makna-makna zhahirnya.
                  Ibn  al-Jauzi  menyatakan  bahwa  para  ulama  Salaf  telah
           mempergunakan  takwil  sebagai  metode  dalam  memahamai  ayat-
           ayat atau hadits-hadits mutasyâbihât yang shahih.  Sebagai dalil bagi
           hal  ini  adalah  sebuah  hadits  shahih  bahwa  suatu  ketika  sahabat
           Abdullah  ibn  ‘Abbas  membawakan  air  wudlu  Rasulullah.  Ketika
           Rasulullah  bertanya  siapa  yang  membawakan  air  wudlu  tersebut,
           Ibn  ‘Abbas  menjawab:  “Saya  wahai  Rasulullah!”.  Kemudian
           Rasulullah mendoakannya seraya berkata: “Allâhumma Faqqih-hu Fî
           ad-Dîn Wa ‘Allimhu at-Ta’wîl”; (Ya Allah keruniakanlah kepadanya
           pemahaman agama dan ajarilah ia akan takwil”.
                  Doa  Rasulullah  bagi  Abdullah  ibn  ‘Abbas  ini  mengandung
           dua  kemungkinan;  bisa  merupakan  doa  kebaikan  baginya  atau
           merupakan  doa  keburukan  baginya.  Dalam  pada  ini  tentu  kita
           mengatakan  bahwa  doa  Rasulullah  tersebut  adalah  untuk  tujuan
           kebaikan bagi Ibn ‘Abbas.  Ini artinya, bila kemudian takwil adalah
           sesuatu yang harus dihindari maka berarti doa Rasulullah bagi Ibn
           ‘Abbas  adalah  untuk  tujuan  keburukan  baginya,  padahal  sangat
           jelas bahwa doa tersebut untuk tujuan kebaikan baginya.
                  Kemudian,  terkait  dengan  doa-doa  Rasulullah  tidak  lepas
           dari  dua  keadaan,  pertama;  bahwa  doa-doa  Rasulullah  tidak
           dikabulkan oleh Allah, dan tentunya  keadaan semacam  ini adalah
           perkara  yang  tidak  boleh  kita  yakini  pada  diri  seorang  nabi.
   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436