Page 429 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 429
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 427
Para ulama Ahl al-Haq berkata; adapun firman Allah dalam
QS. al-A’raf: 246 (Innalladzîna ‘Inda Rabbika Lâ Yastakbirûna ‘An
‘Ibâdatih) maka yang dimaksud oleh ayat ini adalah para malaikat.
Artinya bahwa para malaikat tesebut tidak membangkang dari
beribadah kepada Allah. Dan kata “Inda” dalam ayat ini adalah
dalam pengertian kedudukan (al-Manzilah) bukan dalam pengertian
bahwa para malaikat tersebut bertempat di samping Allah.
Pemahaman ayat ini semakna dengan firman Allah dalam QS. al-
Ahzab: 69, tentang Nabi Musa: (Wa Kâna ‘Indallâhi Wajiha), artinya
bahwa Nabi Musa bagi Allah memiliki kedudukan (manzilah)
terkemuka, bukan dalam pengertian bahwa Nabi Musa berada
dekat dengan tempat Allah.
Adapun firman Allah dalam QS. Shad: 45 (Wadz-kur ‘Ibâdanâ
Ibrâhîm Wa Ishâq Wa Ya’qub Uli al-Aidî Wa al-Absahâr) telah
ditafsirkan oleh para ulama Ahl al-Haq bahwa yang dimaksud
dengan “Uli al-Aidî Wa al-Absahâr” adalah bahwa Nabi Ibrahim,
Nabi Ishaq, dan Nabi Ya’qub adalah orang-orang yang memiliki
kekuatan atau keteguhan dalam urusan agama dan memiliki
pandangan yang bijak dalam menghadapi berbagai perkara. Tidak
ada seorangpun dari para ulama Salaf yang memahami makna ayat
ini dalam makna zhahirnya dengan mengatakan bahwa mereka
memiliki anggota tangan dan mata yang sangat banyak, walaupun
secara hakekat para nabi tersebut benar-benar memiliki anggota-
anggota badan. Artinya, jika pada manusia saja penyebutan kata “al-
Aidî” atau “al-Abshâr” bukan untuk tujuan makna zhahir, maka
terlebih lagi jika perkara-perkara tersebut dinisbatkan kepada Allah.
Dengan demikian kaum Musyabbihah jelas telah sesat ketika
mereka memaknai firman Allah dalam QS. Shad: 75 (Khalaqtu Bi
Yadayya) dalam makna bahwa Allah memiliki dua anggota tangan.