Page 432 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 432
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 430
Keadaan kedua; bahwa doa-doa Rasulullah dikabulkan oleh Allah,
dan inilah yang kita yakini. Dari sini, jika orang yang mengingkari
takwil menyakini bahwa doa-doa Rasulullah pasti dikabulkan oleh
Allah maka berarti dia telah meninggalkan pendapatnya sendiri
yang sangat anti terhadap takwil, juga berarti telah menyalahi
pendapat sendiri yang mengatakan bahwa para ulama Salaf tidak
ada yang memakai metode takwil.
Kemudian selain itu, bagaimana mungkin takwil harus
dihindari?! Padahal Allah berfirman dalam QS. Ali ‘Imran: 1 (Wa Mâ
Ya’almu Ta’wîlahu Illallâh Wa ar-Râsikhûn Fi al-‘Ilm), artinya bahwa
yang mengetahui takwil tidak hanya Allah, tetapi juga orang-orang
yang mempuni dalam ilmunya (Wa ar-Râsikhûn Fi al-‘Ilm). Dan oleh
karenanya kita mendapati banyak takwil dari para ulama, seperti
dalam ayat mutasyâbihât firman Allah dalam QS. al-Baqarah: 1 “Alîf,
Lâm, Mîm…” bermakna “Anâ Allah A’lam…(Saya, Allah lebih
mengetahui)”, atau dalam QS. Maryam: 1 “Kâf, Hâ, Yâ, ‘Ain, Shâd…”,
bermakna Kâf adalah dari Kâfî (Yang Memberikan kecukupan), Hâ
dari kata al-Hâdî (Yang Maha membemberi petunjuk), Ya dari kata
al-Hakîm (Yang Maha Bijaksana), ‘Ain dari ‘Alîm (Maha
Mengetahui), Shâd dari Shâdiq (Maha Benar), dan takwil ayat-ayat
mutasyâbihât lainnya.
Faedah ke empat:
al-Hâfizh Abd ar-Rahman Ibn al-Jauzi melihat bahwa
umumnya kerancuan sebagian orang bermadzhab Hanbali dalam
akidah mereka, hingga mereka dicap sebagai ahl at-Tasybîh adalah
karena beberapa hal berikut;
Pertama: Mereka selalu menamakan bahwa setiap teks yang
dinisbatkan kepada Allah pasti sebagai sifat-sifat-Nya (Akhbâr ash-