Page 43 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 43
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 41
kecuali oleh seorang yang benar-benar telah mengetahui perkara-
perkara yang diharamkan itu sendiri, dan mengetahui bagaimana
cara menghindarinya, dan cara bertaubat darinya. Di antara
kewajiban yang harus dipelajari seperti masalah bersuci, shalat,
puasa, dan lainnya. Termasuk mempelajari kewajiban-kewajiban
hati (A’mâl al-Qalb) seperti ikhlash, menghindari riya’, sombong, iri,
dengki, ingin dipuji orang lain dan lainnya.
Kedua; karena ilmu yang bermanfa’at dapat melahirkan rasa
takut kepada Allah. Perasaan takut ini kemudian akan melahirkan
sikap taat kepada Allah dengan melakukan setiap perintah-Nya dan
menghindari berbagai perbuatan maksiat kepada-Nya. Inilah yang
dimaksud dengan firman Allah:
ِِ ِ ِ
َِّ
َ َْ َ
) 21 :رطاف( ءامَ لعْ لا هدابع نم َّ للَّا ىشيَ انَّإ
ُ َ ُ
َ ْ َ
“Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah adalah
para ulama”. (QS. Fathir: 21)
Imam al-Qusyairi dalam pembukaan kitab ar-Risâlah al-
Qusyairiyyah menulis satu sub judul dengan nama “Ushûl at-Tauhîd
‘Inda ash-Shûfiyyîn”, berisi pembahasan tentang kemurnian akidah
yang diyakini oleh para ulama sufi. Bahwa kaum sufi adalah ahli
tauhid dan merupakan orang-orang terdepan di kalangan ulama
Ahlussunnah. Mereka adalah kaum yang mensucikan Allah dari
keyakinan tasybîh (akidah sesat menetapkan adanya keserupaan
antara Allah dengan makhluk-Nya, seperti yang diyakini kaum
Musyabbihah). Kaum sufi juga mensucikan Allah dari keyakinan
ta’thîl (akidah sesat yang mengingkari Allah atau sifat-sifat-Nya,
seperti yang keyakinan kaum Mu’tazilah). Kaum sufi adalah orang-