Page 166 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 166

164 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                  Ia  terbawa  (terpikul)  oleh  sesuatu  tersebut,  dan  seandainya
                  Allah dari sesuatu berarti Ia adalah baharu (makhluk) .‖


            e.  Ketetapan Takwil Tafshili Dari Para Ulama Salaf
                   Kaum Musyabbihah Mujassimah -sekarang Wahabiyyah-,
            seringkali  melempar  tuduhan  kepada  Ahlussunnah  Asy‘ariyyah
            Maturidiyyah  sebagai  kaum  Mu‟ath-thilah,  atau  Mu‘tazilah,  atau
            kadang mereka sebut Afrakh al-Mu‟tazilah (cicit-cicit Mu‘tazilah).
            Alasan mereka adalah karena kaum Asy‘ariyyah dan Maturidiyyah
            sering  memberlakukan  takwil  terhadap  teks-teks  mutsyabihat  dari
            al-Qur‘an  dan  Hadits,  dan  menurut  mereka  orang  yang
            memberlakukan takwil sama saja dengan ta‟thil (mengingkari teks-
            teks tersebut), dalam istilah mereka ”al-Mu‟awwil Mu‟ath-thil”.

                   Catatan ini tidak hendak diperpanjang dengan menuliskan
            definisi takwil. Berikut ini adalah terjemahan dari kitab Sharih al-
            Bayan Fi ar-Radd ‟Ala Man Khalaf al-Qur‟an karya al-Imam al-Hafizh
            Abdullah al-Harari dalam menjelaskan bahwa takwil tidak hanya
            diberlakukan  oleh  para  ulama  Khalaf,  tidak  pula  hanya
            diberlakukan  oleh  para  ulama  dari  kalangan  Asy‘ariyyah  dan
            Maturidiyyah  saja,  tapi  jauh  sebelum  itu  metodologi  takwil  ini
            telah diberlakukan oleh para sahabat, tabi‟in, dan para ulama Salaf
            saleh  terdahulu.  Berikut  ini  adalah  terjemahan  dari  kitab
            dimaksud:
                   ‖Takwil  tafshili  sekalipun  sering  diberlakukan  oleh
            umumnya ulama Khalaf, namun demikian banyak pula dari ulama
            Salaf  yang  memberlakukan  metode  tersebut.  Bahkan  metode
            takwil tafshili ini dipakai oleh para ulama Salaf terkemuka, seperti
            Al-Imam  Abdullah  ibn  Abbas  dari  kalangan  sahabat  Rasulullah,
            Al-Imam  Mujahid  (murid  Abdullah  Ibn  Abbas)  dari  kalangan
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171