Page 206 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 206

204 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                 ْاللْءاسمأْقئاقحْتابثإوْةيوذلإاْديحوتكْونمْوىْامْديحوتلا


                                                              وتافصو

                  “…  di  dalamnya  dari  kebatilan  yang  karenanya  mereka
                  telah  keluar dari sebagian  kebenaran yang telah  disepakati
                  oleh  mereka  sendiri  dan  oleh  orang-orang  selain  mereka.
                  Maka  mereka  masuk  dalam  kebatilan  yang  mereka  buat-
                  buat  sendiri.  Mereka  mengeluarkan  (melepaskan)  sesuatu
                  yang sebenarnya merupakan bagian dari tauhid, seperti dalam
                  masalah  tauhid  Uluhiyyah,  dan  dalam  masalah  penetapan
                  hakekat-hakekat  nama-nama  Allah  dan  sifat-sifat-
                         109
                  Nya…” .
            Ini adalah omong kosong, menyesatkan, dan rusak. Tulisan Ibnu
            Taimiyah  ini  mencakup  lima  poin  yang  keseluruhannya  adalah
            rusak dan menyesatkan;

                   Satu; Perkataan  Ibnu  Taimiyah;  “…di  dalamnya”  (fiha),
            artinya  –menurutnya--;  ―di  dalam  jalan-jalan  bid‘ah  yang  telah
            dibuat-buat  oleh  ulama  Islam‖,  terdapat  “kebatilan”  (al-bathil),
            artinya –menurutnya--; ―kekufuran‖, kata “dari” (min) menunjukan
            pembagian  (li  at-tab‟idl),  artinya  –menurutnya--;  ―sebagian  dari
            kekufuran‖.    Lalu  kata  “maa  li-ajlihi”  artinya  “al-ladzi  li-ajlihi”,
            maknanya  ―…yang  karenanya…‖.  Ibnu  Taimiyah  berkata:
            ―…yang  karenanya  mereka  telah  keluar  dari  sebagian  kebenaran  yang
            telah disepakati oleh mereka sendiri dan oleh orang-orang selain mereka”.
            Artinya, menurut Ibnu Taimiyah; para ulama Islam tersebut telah
            keluar  dari  tauhid  Uluhiyyah  dan  tauhid  al-Asma‟  Wa  ash-Shifat;
            yang  kedua  tauhid  tersebut  adalah  kesatuan  dari  tauhid
            Rububiyyah,  sementara  tauhid  Rububiyyah  sendiri  –menurutnya--
            disepakati oleh para ulama Islam tersebut dan oleh orang-orang

                     109  Minhaj as-Sunnah, j. 2, h. 62
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211