Page 211 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 211

Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid  | 209

                 ْاللْنبْرارقلإاْوىوْةيبوبرلاْديحو تْلاإْديحوتلاْنمْاوفرعَْندو

                 ْلاقْنَذلاْنوكشهداْوبْرقَْناكْديحوتلاْاذىوْ،ءيهْلكْقلاخ
                             ر
                 ْنلوقيلْضرلأاوْتاومسلاْقلخْنمْمهتلأسْنئلو(ْمهنعْالل

                 ْشرعلاْبروْعبسلاْتاوامسلاْبرْنمْلق(ْهذاعتْلاقوْ،)الل

                 ْمىرثكأْنمؤَْامو(ْمهنع ْ لاقوْ،تيَلآاْ)اللْنولوقيسْميظعلا

                                                      ر
                                                   )نوكشمْمىوْلاإْللهبا

                  “…Mereka  tidak  mengetahui  tauhid,  kecuali  tauhid
                  Rububiyyah saja; yaitu berikrar (menetapkan) bahwa Allah
                  adalah Pencipta segala sesuatu, padahal tauhid Rubuiyyah ini
                  juga telah diikrarkan (ditetapkan) oleh orang-orang musyrik.
                  Allah  berfirman:  “Jika  engkau  (Wahai  Muhammad)
                  bertanya  kepada  mereka  (orang-orang  musyrik);  Siapakah
                  yang  menciptakan  langit-langit  dan  bumi?  Maka  mereka
                  benar-benar menjawab: Allah”. (QS. Luqman: 25). Dalam
                  ayat  lain  berfirman:  “Katakan  (Wahai  Muhammad);
                  Siapakah Tuhan langit-langit yang tujuh lapis, Tuhan arsy
                  yang  besar?  Mereka  akan  berkata:  “Milik  Allah”.  (QS.
                  Al-Mukminun: 86-87).  Dalam ayat lain Allah berfirman
                  tentang  orang-orang  musyrik:  “Dan  tidaklah  kebanyakan
                  mereka itu beriman dengan Allah, tidak lain kecuali mereka
                  itu adalah orang-orang musyrik” (QS. Yusuf: 106)”.

                    Catatan  Ibnu  Taimiyah  ini  jelas  berisi  pengkafiran
            terhadap  para  ulama  ahli  tauhid  (al-Mutakallimun),  bahkan
            tercakup dalam tuduhan pengkafirannya ini seluruh para Sahabat
            Rasulullah dan seluruh orang-orang  mukmin sesudahnya hingga
            hari  kiamat;  --kecuali  orang  sependapat  dengan  ia  sendiri--.
            Padahal dalam banyak hadits sahih Rasulullah bersabda:
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216