Page 207 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 207
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 205
lainnya [dari orang-orang kafir]. Lalu Ibnu Taimiyah berkata:
―…maka mereka masuk dalam kebatilan yang mereka buat-buat
sendiri…”, artinya –menurutnya--; para ulama Islam tersebut telah
masuk dalam kekufuran yang mereka buat sendiri. Lalu Ibnu
Taimiyah berkata: ―…mereka mengeluarkan (melepaskan) sesuatu yang
sebenarnya merupakan bagian dari tauhid, seperti dalam masalah tauhid
Uluhiyyah, dan dalam masalah penetapan hakekat nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya…”, artinya –menurutnya--; para ulama Islam
tersebut telah mengeluarkan dua tauhid ini (Uluhiyyah dan al-
Asma‟ Wa ash-Shifat) dari kesatuan tauhid yang –menurutnya--
seharusnya ada tiga; Uluhiyyah, Rububiyyah dan al-Asma‟ Wa ash-
Shifat.
Kesesatan Ibnu Taimiyah dalam pembagian tauhid ini
kemudian diikuti oleh Muhammad ibn Abdil Wahhab (pelopor
faham ekstrim golongan Wahabiyyah). Dalam beberapa risalah
yang ditulisnya, Muhammad ibn Abdil Wahhab menyebutkan
bahwa tauhid terbagi kepada tiga bagian. Anehnya; Ibnu Taimiyah
sendiri mengatakan --seperti yang kita kutip dari tulisannya sendiri
di bagian pertama, kedua dan ke-empat-- bahwa tauhid terbagi
hanya kepada dua bagian saja; Uluhiyyah dan Rububiyyah. Silahkan
perhatikan kerancuan ini, jelas ini menunjukan bagaimana
pernyataan Ibnu Taimiyah seringkali saling bertentangan satu atas
lainnya.
Dua; Kebenaran (al-haqq) adalah sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi, demikian pula kebatilan. Sementara kesimpulan
catatan Ibnu Taimiyah di atas menetapkan; ―Seluruh ulama Islam
telah keluar dari kebenaran(keimanan), mereka masuk dalam
kebatilan (kufur). Kesimpulannya, --menurut Ibnu Taimiyah--
mereka semua telah menjadi kafir. Nau‘dzu billah. Padahal
kebenaran itu satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi menjadi
sesat sebagiannya, sebagaimana kesesatan itu satu kesatuan yang