Page 224 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 224
222 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
disembah kecuali Allah), maka apabila mereka mengucapkan
kalimat tersebut mereka terpelihara dariku pada darah-darah
mereka, harta-benda mereka; kecuali dengan sebab hak syara‘, dan
pertanggungjawab mereka hanyalah kepada Allah‖. Dengan
demikian barang siapa memahami makna iman bukan dalam
makna at-tashdiq maka berarti ia telah memalingkan makna
sebenarnya secara bahasa (etimologi). Dan pemahaman demikian
ini akan mengakibatkan rusaknya tatanan bahasa, karena akan
menyebabkan setiap kalimat bisa dikeluarkan dari makna etimologi
sehingga tidak ada lagi makna-makna hakekat dan hilanglah
tujuan lidah dalam berbahasa. Dan pemahaman seperti ini akan
berakibat kepada pengingakaran terhadap kandungan al-Qur‘an
sehingag tidak lagi dapat dijadikan dalil (hujjah).
Dalil bagi apa yang telah kita jelaskan di atas adalah
jawaban Rasulullah bagi Jibril saat bertanya: ―Apa iman?‖,
Rasulullah menjawab: ―Iman adalah engkau meyakini dengan
Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya ...‖.
dalam riwayat lain disebutkan bahwa Jibril berkata: ―Jika engkau
mengucapkan ini maka engkau adalah seorang mukmin‖,
Rasulullah berkata: ―Iya‖. Maka seandainya iman itu hanya sebuah
nama bagi sesuatu yang dibelakang pembenaran (at-tashdiq) maka
tentulah penafsiran Rasulullah bahwa iman itu sebagai at-tashdiq
sebagai sesuatu yang salah, juga tentu jawaban Rasulullah dengan
kata ―Iya‖ bahwa iman sebagai at-tashdiq adalah bohong. Tentunya
perkara demikian ini batil adanya.
(Dua Puluh Sembilan) : Ibn Taimiyah berkata:
ْضرلأاوْتاومسلاْقلخْنمْموذْلوقتْفلسلاْنمْةفئاطلاف
ْ اللْنو لوقيف