Page 226 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 226
224 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
waktu lebih dari empat ratus tahun. --Yaitu sampai datang masa
Ibnu Taimiyah sendiri--. Adakah bisa diterima pertemuan dua
kelompok dengan masa hidup yang jauh berbeda?! Tentu kejadian
semacam itu pada alam fisik („Alam al-Asybah) ini tidak dapat
diterima akal sehat. Dan, kalaupun dikhayalkan kejadian itu pada
alam arwah („Alam al-Arwah), --yaitu alam Barzakh--; juga tidak
dapat diterima akal sehat. Karena keadaan ruh-ruh dalam alam ini
tidak lepas dari dua keadaan; antara dalam keadaan diberi nikmat,
atau dalam keadaan disiksa. Dan dalam keadaan ini tidak ada
faedah bagi yang bertanya dengan pertanyaan, juga tidak ada
faedah bagi yang menjawab dengan jawabannya. Pemahaman
kemungkinan ketiga ini-pun jelas batil.
(Empat): Apa yang dikhayalkan oleh Ibnu Taimiyah tidak
ada wujudnya, baik pada pada „Alam al-Asybah atau pada „Alam al-
Arwah, baik yang bertanya maupun yang ditanya. Semua itu hanya
khayalan Ibnu Taimiyah belaka. Itu semua timbul karena Ibnu
Taimiyah merasa dirinya paling benar, menganggap orang lain
salah, dan merendahkan pendapat-pendapat para ulama. Pada
hakekatnya, apa yang dikhayalkan oleh Ibnu Taimiyah adalah;
bahwa si penanya adalah Ibnu Taimiyah sendiri, sementara yang
ditanya adalah semua orang bermadzhab Maliki, bermadzhab
Syafi‘i, bermadzhab Hanafi, dan orang-orang terkemuka dari
madzhab Hanbali. Jadi, seakan Ibnu Taimiyah --yang padahal
dirinya seorang Khalaf, bukan Salaf-- berkata: ―Wahai orang-
orang Malikiyyah, wahai orang-orang Syafi‘iyyah, wahai orang-
orang Hanafiyyah, wahai orang-orang pemuka Hanabilah;
Siapakah yang menciptakan langit-langit dan bumi?‖. Karena
dalam pemahaman Ibnu Taimiyah mereka adalah orang-orang
kafir, hanya mengetahui tauhid Rububiyyah saja. Pemahaman
kemungkinan ke empat ini juga jelas batil.