Page 238 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 238
236 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
membantah pemahaman menyimpang di atas, sebagaimana Allah
berfirman QS. Maryam: 65:
ِ
ِِ ِِ ِ
ْوتدابعلْ برَ طصاوْ هدبعافْ امه ن ي باموْ ضرلأاوْ تاوامسلاْ ُّ بر َ
ْ
َ َ ْ ْ َ ُ ُْ َ
َ َ ّ
َ ُ ََْ ََ َ ْ َ
) ْ ٙ٘ ْ:وًرمْةروس(
“Dia (Allah) adalah Rabb langit-langit dan bumi dan segala
apa yang di antara keduanya maka sembahlah ia dan
sabarlah dalam beribadah kepada-Nya”. (QS. Maryam:
65).
Dalam ayat ini ditetapkan ibadah dalam makna Rububiyyah. Maka
itu sesungguhnya kita tidak pernah berkeyakinan bahwa Dia
adalah Rabb yang menciptakan manfaat dan bahaya sementara di
sisi lain kita berkeyakinan bahwa kita tidak perlu melakukan
ibadah kepada-Nya.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
ِ
ِ
ْ ٌخْ يذلاْ للَّْ اودجسَ لاَأ
ْ ِ ضرَ لأاوْ تاوامسلاْ فيْ ءبْ نخاْ ج ِ ر ُْ ِ ِِ ُ ُ ْ َ
ْ
َ ْ َ
ْ َ
َ َ
ُ
) ٕ٘ ْ:لمنلاْةروس(
“Tidakkah mereka bersujud bagi Allah yang telah
mengeluarkan apa yang tersembunyi di langit-langit dan di
bumi?”. (QS. an-Naml: 25).
Ayat ini memberikan isyarat bahwa sujud tidak layak
diperuntukan bagi siapapun kecuali hanya bagi Dia yang nyata
kesempurnaan kekuasaan-Nya. Karena itu maka kita tidak sujud
kepada suatu apapun selain-Nya. Inilah pemahaman yang dapat
diterima oleh akal. Dalil yang menunjukan pemahaman ini adalah
al-Qur‘an dan Hadits. Adapun dari al-Qur‘an di antaranya firman
Allah: