Page 37 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 37
Setiap menjelang akhir tahun ajaran sambil menunggu kenaikan kelas atau
acara perpisahan, diadakan darma wisata untuk murid-murid kelas 4, 5, dan 6
ke tempat-tempat bersejarah atau ke objek pembangunan utama yang sedang
berjalan. Aku pernah diajak ke candi Borobudur, candi Prambanan, candi
Boko, keraton Yogyakarta, museum Sonobudoyo, bahkan pernah diajak ke
PLTA Tuntang di Ambarawa.
Kegiatan darmawisata ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan karena kami anak desa yang lingkungannya sangat terbatas dan minim
dalam peradaban. Untuk menuju ke tempat-tempat itu, kami naik truk
terbuka. Walaupun tidak ada tempat duduk, kepanasan, bahkan kehujanan,
tetapi tetap menyenangkan. Simbok selalu memberi aku bekal, berupa jadah
tetel atau ketupat, tanpa uang jajan.
Aku tidak mengalami kesulitan apapun dalam mengikuti pelajaran selama SR.
Setiap akhir tahun ajaran aku naik kelas, bahkan selalu menempati ranking atas.
Bulan Mei 1959 aku mengikuti ujian akhir, Juni aku dinyatakan lulus dengan
nilai nyaris sempurna. Ujian yang terdiri dari 3 materi, yaitu berhitung, bahasa
Indonesia, dan pengetahuan umum. Nilai akumulatifku 28 dengan nilai
berhitung sempurna, 10. Pengetahuan umum itu terdiri dari, sejarah, ilmu
bumi, ilmu hayat, dan pengetahuan aktual, sesuai yang diajarkan di sekolah.
Menurut para guru, materi ujian sama untuk seluruh wilayah Indonesia, tidak
ada system rayon.
Bermodalkan nilai ujian negara yang aku capai, aku mendaftarkan diri ke SMPN
Wonosari. Hal itu disebabkan tidak ada lagi Sekolah Lanjutan Pertama Negeri
di Ponjong setelah SGB ditutup. Tanpa kendala, aku diterima di SMPN
Wonosari.
Gambar no 03. Gambar aku SMP.
Gedung SMPN Wonosari.
Bersekolah di SMPN WONOSARI.
Ada beberapa Sekolah Lanjutan Pertama Negeri di Wonosari, seperti STP,
SMEP, SKP, tetapi aku hanya tertarik masuk ke SMP, karena menurut cerita,
dari SMP dapat melanjutkan ke berbagai jurusan di SLTA.

