Page 53 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 53
Inggris yang akan digunakan oleh Inggris untuk bisa mengontrol kedaulatan
Indonesia. Oleh karena itu, harus ditolak dan dihancurkan. Selain
menyiapsiagakan tentara, pemerintah mendorong untuk memobilisasi rakyat.
Perintah ini rupanya dikeluarkan atas provokasi PKI sehingga berbondong-
bondong anggota dari organisasi yang berafiliasi kepada PKI, mendaftarkan diri
untuk ikut mobilisasi umum. Termasuk para pemuda dikampungku Ledok
Tukangan.
Tahun 1964–1965, saat aku di kelas 3 adalah saat yang kritis dan menentukan
bagiku karena aku akan menghadapi ujian akhir. Namun, kondisi sosial politik
dan ekonomi masyarakat sangat tidak mendukung ketenangan belajar. Setiap
hari ada “show of force” berupa arak-arakan kelompok pemuda pendukung
Parpol, pawai drumband, atau pertunjukan kesenian di kampung-kampung. Hal
tersebut membuat keadaan selalu hiruk pikuk bahkan sampai terjadi tawuran.
Kami diprovokasi untuk ikut turun kejalan dengan disponsori oleh Parpol yang
berebut pengaruh. Terjadi teror antarwarga yang tidak sealiran. Teman-teman
selalu mengajak aku untuk bergabung dengan mereka, namun dengan alasan
menghadapi ujian aku bisa menghindar.
Sebelum mengikuti ujian akhir sebagai syarat untuk mengikuti ujian, aku harus
menyelesaikan terlebih dulu tugas-tugas sekolah. Pertama, menyerahkan karya
tulis dengan judul dan topik ditentukan sendiri, tetapi yang berkaitan dengan
kehidupan sosial dan harus disetujui oleh guru pembimbing. Aku mengambil
tema tentang kesehatan masyarakat. Judulnya “Upaya Memberantas Penyakit
Malaria di Pedesaan”. Kedua, membuat prakarya dengan bahan-bahan
ditentukan oleh guru pembimbing. Seingatku dulu aku membuat sabun. Ketiga,
aku harus mengikuti kegiatan akhir Pramuka, yaitu camping. Kegiatan tersebut
dilakukan di daerah Godean.
Pada suatu hari, saat pelaksanaan ujian akhir, aku hampir saja tidak
diperbolehkan mengikuti ujian karena terlambat masuk kelas, sekitar 15 menit.
Sepedaku mengalami kempes ban. Di pagi itu belum ada tukang tambal yang
beroperasional. Aku harus menuntun sepeda dengan setengah berlar,
sepanjang 5 km. Beruntung, panitia berbaik hati. Dengan melihat kondisiku
yang memelas, mereka percaya bahwa aku tidak berbohong dan mengizinkan
aku mengikuti ujian. Seingatku materinya adalah sejarah sehingga tidak
membuat aku panik.

