Page 56 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 56
ujian SMA. Aku lulus. Hari ketiga, pemeriksaan psychologi, suatu tes baru yang
belum pernah aku jalani sebelumnya. Materinya gampang-gampang susah,
menyangkut kepribadian, kecepatan berfikir, dan logika sehingga sungguh
menguras energi dan emosi. Aku lulus. Hari keempat, tes kesemaptaan
jasmani, lari keliling lapangan bola selama 12 menit, pull up, sit up, squad
jump, squad trust, dan memanjat tali. Aku merasa tidak terlalu berat karena
aku anak desa yang sudah terbiasa kemanapun berjalan kaki, kadang lari, panjat
memanjat pohon, naik turun pematang sawah. Setiap hari selama 3 tahun aku
bersekolah di Yogyakarta selalu bersepeda. Hari terakhir, tes berenang di
kolam renang Pisangan. Inilah yang aku khawatirkan karena aku tidak bisa
berenang. Melihat kolam renang saja aku merasa takut. Aku tidak pernah
latihan berenang karena didesa tidak ada tempatnya. Sewaktu di kota aku tidak
mempunyai uang untuk berlatih di kolam renang. Sudah pasti aku gagal di sini.
Hampir putus harapanku untuk bisa diterima menjadi Taruna AMN. Aku
berharap bahwa kegagalanku dalam berenang bisa ditutup dengan hasil tes fisik
lainnya. Dengan harap-harap cemas, aku menunggu dengan tegang.
Alhamdulillah aku dinyatakan lulus tingkat daerah untuk selanjutnya mengikuti
test di tingkat pusat.
Kepada calon yang dinyatakan lulus, ada sekitar 100 orang yang diperintahkan
untuk melengkapi persyaratan administrasi. Bagi calon yang sedang menunggu
hasil ujian SMA, seperti aku, apabila tidak lulus maka dinyatakan gagal.
Sementara aku mengikuti test di Magelang, rupanya sudah ada pengumuman
hasil ujian SMA. Dari sekolah aku sudah menerima kabar bahwa aku lulus.
Aku lulus dengan nilai BAIK. Nilai kelulusan waktu itu tidak dinyatakan dengan
angka, tetapi dengan kriteria, CUKUP, BAIK, BAIK SEKALI dan ISTIMEWA.
Aku tidak tahu masuk urutan keberapa, yang pasti aku tidak termasuk dalam
10 besar.
Dengan rasa percaya diri, aku mengambil ijazah dan salinannya, sambil melapor
dan mohon doa restu kepada Kepala Sekolah, Mr.Poerwoko bahwa aku dan
seorang teman, Prapto Yudono akan melanjutkan seleksi masuk AMN.
Pada hari yang sudah ditentukan panitia, kami berkumpul kembali di Rindam
Magelang untuk diberangkatkan ke Transito Daerah di Semarang untuk
selanjutnya mengikuti seleksi tingkat pusat di Bandung. Ada perasaan gembira,
tetapi juga khawatir karena kabarnya seleksi tingkat pusat lebih berat dan
memakan waktu lama. Apabila aku gagal maka kesempatan untuk ikut seleksi
masuk perguruan tinggi lain sudah tidak ada dan aku akan menjadi

