Page 61 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 61

Kami diberangkatkan sore hari dengan gerbong khusus langsung ke stasiun KA
        Magelang.  Waktu  itu  masih  ada  kereta  api  jurusan  Yogyakarta-Magelang.
        Perjalanan  dilakukan  malam  hari  sehingga  tidak  banyak  kegiatan  yang  kami
        lakukan. Lalu, sesuai arahan bapak-bapak pendamping, kami disarankan banyak
        istirahat  untuk  persiapan  besok.  Kami  menggunakan  waktu  untuk  banyak
        tidur.  Setelah  sarapan  pagi  nasi  bungkus  di  stasiun  Yogyakarta,  kami
        melanjutkan perjalanan ke Magelang.


        Kami  tiba  di  stasiun  Mertoyudan  Magelang  pada  pagi  hari.  Setelah  disusun
        dalam barisan, kami disambut drumban Taruna, Canka Lokananta. Selanjutnya,
        dengan  mengikuti  langkah  drumban,  kami  melangkah  dengan  rasa  bangga,
        menuju  ksatrian  AMN.  Sepanjang  jalan  berjejer  masyarakat,  aku  mengira
        mereka  mengelu-elukan  kami,  tetapi  bisa  jadi  mereka  hanya  sekadar  mau
        melihat  penampilan  drumban  AMN.  Perjalanan  sepanjang  5  km  tidak  terasa
        melelahkan, apalagi setelah tiba didepan pintu gerbang ksatrian kami disambut
        barisan para Taruna senior. Saat kami memasuki gerbang, para Taruna senior
        menyambut kami dengan tepuk tangan dan nyanyian yang gegap gempita. Lagu
        yang dinyanyikan “Selamat Datang Pahlawan Muda” yang liriknya dimodifikasi
        sebagai berikut,

        Selamat datang Pahlawan Tidar.
        Lama nian kami rindukan dikau.
        Bertahun tahun bercerai mata.
        Kini kita dapat berjumpa pula.
        Dengarkan sorak gegap gempita.
        Mengiringi derap langkah perwira.
        Hilangkan rindu dendam ibumu.
        Selamat datang  dilembah Tidar.

        Bergetar hatiku seketika, ada rasa syukur, haru, bangga, dan sedikit ragu.  Aku
        memasuki  arena  yang  belum  pernah  aku  bayangkan.  Dari  lingkungan  petani
        yang  kehidupannya  begitu  sederhana  akan  memasuki  belantara  militer  yang
        entah seperti apa.
        Kami berbaris memasuki lapangan, yang terlihat sangat rapih dan bersih, yang
        kemudian hari aku tahu itu  adalah lapangan apel Pancasila.
        Di sana sudah bejejer pejabat teras AMN yang menerima kami Calon Taruna
        (CaTar)  AMN  angkatan  ke  XII,  th  1965.  Setelah  sambutan  selamat  datang,
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66