Page 58 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 58

Sekolah  ini  terletak  di  pinggir  barat  kota  Yogya,  berbatasan
               dengan  wilayah  Kabupaten  Kulon  Progo.  Gedung  sekolahnya
               bertingkat  3,  satu-satunya  gedung  SMAN  bertingkat  waktu  itu.
               Selain bangunan ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium,  ada
               juga  bangunan  untuk  pelajaran  prakarya,  gedung  serba  guna,
               gudang, serta kantin. Fasilitas yang tersedia lainnya, ada lapangan
               upacara,  lapangan  bola,  lapangan  basket,  lapangan  voli,  dan
               lapangan  atletik.  Sepertinya  bangunan  SMA  Teladan  adalah
               bangunan gedung sekolah termegah di zamannya.

               Sebelum pendidikan dibuka, para siswa sudah diwajibkan memiliki
               pakaian seragam sekolah, putih abu-abu, topi pet, dan sepatu kets
               warna hitam, seperti yang dikenakan oleh para siswa SLTA saat
               ini. Pengadaan seragam sekolah ini dikoordinir oleh sekolah. Tiap
               sekolah  menentukan  pakaian  seragam  sendiri-sendiri  sehingga
               tidak ada keseragaman antarsekolah, bahkan seolah-olah pakaian
               seragam itu untuk menunjukkan identitas sekolah masing-masing,

               Setelah  upacara  pembukaan  pendidikan,  dilaksanakan  kegiatan
               perkenalan  yang  disebut  MOS,  masa  orientasi  siswa.  Kegiatan
               selama  masa  orientasi  adalah  pengenalan  lingkungan  sekolah,
               pembagian kelas, perkenalan antarsiswa, perkenalan dengan wali

               kelas, dan kegiatan pokoknya adalah latihan baris berbaris untuk
               melatih  kedisiplinan  siswa.  Apalagi  waktu  itu  sedang  marak
               diadakan  perlombaan  baris  berbaris  antar  sekolah,  organisasi
               massa, dan Universitas.

               Berbeda dengan siswa di SMPN Ponjong yang hampir semuanya
               anak  petani  sederhana,  di  sini  siswa  berasal  dari  anak-anak
               berbagai profesi yang pada umumnya anak orang berada. Mereka
               berasal dari kerabat istana Kesultanan maupun Pakualaman, anak-
               anak  pejabat,  dan  anak-anak  pedagang  besar  pribumi  maupun
               Cina. Hanya sebagian kecil anak petani, karyawan, atau pedagang
               kecil  yang umumnya berasal dari luar kota.
               Tata  pergaulan,  penampilan,  adat,  dan  budaya  tentu  berbeda
               dengan kebiasaanku di desa. Oleh karena itu, aku tidak se”PD”
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63