Page 83 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 83

Gerakan  30  September  oleh  PKI.  Berita  tentang  peristiwa  ini
               baru  kami  terima  setelah  masa  prabakti.  PKI  telah  membunuh
               jutaan  orang,  terutama  para  ulama  dan  santri,  dan  puncaknya
               adalah penculikan dan pembunuhan terhadap pimpinan dan para
               petinggi  Angkatan  Darat  karena  menentang  rencana  PKI  yang
               akan membentuk Angkatan Kelima.
               Angkatan Kelima yang akan dibentuk PKI adalah pasukan buruh
               dan  tani  yang  dilatih  dan  dipersenjatai  layaknya  tentara.  Hal
               tersebut  dilakukan  untuk  mengimbangi  AD,  AL,  AU,  dan  AK
               dalam  upayanya  untuk  mengambil  alih  pemerintahan  Soekarno.
               Konon  kabarnya  PKI  telah  mendapatkan  kiriman    sejumlah
               senjata dari China secara ilegal.
               Para  pejabat  dan  petinggi  AD  yang  menjadi  korban  kekejaman
               PKI,  yang  jenazahnya  dilemparkan  ke  dalam  sumur  tua  di
               kampung  Lubang  Buaya,  Jakarta  Timur,  kemudian  ditetapkan
               sebagai Pahlawan Revolusi. Mereka adalah, MenPangAD Jenderal
               Ahmad  Yani,  Mayjen  Suprapto,  Mayjen  MT  Haryono,  Mayjen  S
               Parman, Brigjen DI Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan
               Lettu  Czi  Piere  Andreas  Tendean.  Jenderal  AH  Nasution  juga
               menjadi sasaran pembunuhan berhasil lolos karena ajudan beliau,
               Lettu  Czi  Piere  Tendean,  yang  dalam  cuaca  gelap  mengaku
               sebagai beliau.

               Selain 7 orang petinggi AD yang dibunuh di Jakarta, ada 2 orang
               petinggi AD yang juga menjadi korban pembunuhan di Jogjakarta
               yaitu  Kolonel  Inf  Katamso,  Danrem,  dan  Letkol  Inf  Soegiyono,
               Kasrem  Jogja.  Letkol  Soegiyono  adalah  warga  pedukuhan
               Gedaren, Sumbergiri dan dimakamkan disana.
               Tanggal  30  September,  ditetapkan  sebagai  hari  berkabung
               nasional  dan  tanggal  1  Oktober  sebagai  “Hari  Kesaktian
               Pancasila”.
               Peristiwa  ini  sudah  difilmkan  oleh  Arifin  C  Noor  dengan  judul
               “Pengkhianatan G 30 S PKI”

               Untuk  membersihkan  Lembaga  dari  Taruna  yang  terlibat  PKI,
               sewaktu kami melaksanakan kegiatan prabakti, file riwayat hidup
               kami  rupanya  diteliti  kembali.  Ternyata  ada  beberapa  calon
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88