Page 27 - SALSA NABILA EVANDI
P. 27
15
beberapa hal yang dapat diterapkan dalam proses pembentukan perilaku sebagaimana berikut
menurut Walgito (2003) dalam Harsanti (2018):
1. Kebiasaan (Conditioning)
Proses pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan conditioning atau kebiasaan.
Tindakan dengan membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan seghingga
akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori belajar conditioning baik
yang dikemukakan oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner.
2. Pengertian (Insight)
Proses pembentukan perilaku dengan cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif,
yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian, apabila percobaan yang dilakukan oleh
Thorndike dalam proses belajar hal terpenting adalah soal latihan, maka dalam percobaan
Kohler dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insigth.
3. Melalui Model
Di samping cara-cara pembentukan perilaku seperti di atas, pembentukan perilaku
masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh.
2.3.3 Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku seseorang dapat menggunakan kuesioner atau skala. Skala
penilaian perilaku dapat menggunakan serangkaian pernyataan. Skala dalam penelitian ini
didapat jawaban “ya atau tidak” dari suatu pernyataan tertentu. Menurut Arikunto (2006)
dalam Budiman dkk (2013), pengukuran perilaku dapat diinterpretasikan dengan skala
bersifat kualitatif menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase, di antaranya:
1. Tingkat perilaku kategori baik jika skor atau nilainya ≥ 75%
2. Tingkat perilaku kategori cukup jika skor atau nilainya 56–74%