Page 195 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 195

Rumusan  sanksi  perdata  tidak  perlu  mencantumkan  jenis  sanksi  apa  yang

                     dibebankan kepada pihak yang melanggar aturan (perbuatan melawan hukum).
                     Sanksi  perdata  diserahkan  kepada  para  pihak  yang  bersengketa  melalui

                     mekanisme gugatan ke pengadilan, termasuk Pemerintah sebagai penggugat
                     atau tergugat. Jadi pada prinsipnya, penjatuhan sanksi keperdataan diserahkan

                     pada hakim dalam memeriksa sengketa keperdataan berdasarkan hukum acara

                     perdata  yang  berlaku.  Sanksi  keperdataan  dijatuhkan  berdasarkan  putusan
                     hakim  terhadap  pihak  yang  terbukti  melakukan  tidak  menjalankan  kewajiban

                     sesuai  dengan  kesepakatan  yang  dituangkan  dalam  perjanjian  (wanprestasi)
                     atau pihak yang melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad).


                     Pada umumnya sanksi keperdataan berupa pengenaan ganti kerugian. Dalam
                     beberapa  kasus,  pengadilan  dapat  menjatuhkan  sanksi  keperdataan  lainnya

                     seperti  pencabutan hak  perwalian/kuasa  asuh,  hak  pengampuan, pernyataan
                     pailit, dan keperdataan lainnya.



                     Contoh 1:
                                                           Pasal 61

                     (1)  Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan
                         ke  pengadilan  negeri  apabila  dirugikan  karena  tindakan  Perseroan  yang

                         dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS,
                         Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.

                     (2)  Gugatan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  diajukan  ke  pengadilan

                         negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.


                      Contoh 2:

                                                           Pasal 11
                     (1)  Catatan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  5,  bukti  pembukuan

                         sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dan data pendukung administrasi
                         keuangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (2)  huruf    a  wajib

                         disimpan  selama  10  (sepuluh)  tahun  terhitung  sejak  akhir  tahun  buku
                         perusahaan yang bersangkutan.

                     (2)  ….

                     (3)  ….


                                                                                                      195
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200