Page 31 - E-Modul Pelabuhan Udara (Aktualisasi-Dinda Sekar Selni Prawardani, S.T.,M.T)
P. 31

Tren  penggunaan  kendaraan  pribadi  oleh  penumpang  untuk  menuju  dan  meninggalkan
                   bandara  sangat  menonjol  di  Indonesia.  Kemudahan,  keamanan,  dan  fleksibilitas  yang
                   ditawarkan  kendaraan  pribadi  menjadi  alasan  utama  pilihan  ini.  Namun,  meningkatnya
                   penggunaan  kendaraan  pribadi  juga  menimbulkan  sejumlah  masalah,  seperti  kemacetan
                   lalu lintas di sekitar bandara dan terbatasnya kapasitas parkir. Untuk mengatasi masalah ini,
                   diperlukan pengembangan sistem transportasi umum yang terintegrasi dan nyaman untuk
                   menghubungkan  bandara  dengan  pusat  kota.  Dengan  adanya  transportasi  umum  yang
                   memadai,  diharapkan  dapat  mengurangi  kemacetan  lalu  lintas,  memberikan  alternatif
                   transportasi  yang  lebih  efisien  bagi  penumpang,  dan  mendorong  penggunaan  kendaraan
                   umum.
               d.  Tersedianya Lahan untuk pengembangan.
                    Pertumbuhan  jumlah  penumpang  dan  kargo  di  bandara  yang  semakin  pesat  menuntut
                   adanya  penyesuaian  dan  pengembangan  fasilitas  bandara  secara  berkala.  Peningkatan
                   jumlah penumpang secara otomatis akan diikuti oleh peningkatan frekuensi penerbangan,
                   sehingga kapasitas bandara perlu ditingkatkan. Perluasan landasan pacu, jalan taksi, apron,
                   tempat parkir, dan terminal menjadi suatu keharusan untuk mengakomodasi pertumbuhan
                   lalu  lintas  penerbangan.  Pengembangan  ini  memerlukan  lahan  yang  cukup  untuk
                   membangun  fasilitas  baru  dan  memperluas  fasilitas  yang  sudah  ada.  Dengan  kata  lain,
                   pertumbuhan  bandara  harus  seiring  dengan  pertumbuhan  kebutuhan  masyarakat  akan
                   transportasi udara.
               e.  Adanya Pelabuhan Udara yang lain.
                    Pemilihan lokasi untuk membangun bandara baru atau memperluas fasilitas bandara yang
                   sudah  ada  harus  mempertimbangkan  keberadaan  bandara  lain  di  sekitarnya.  Jarak  antar
                   bandara  harus  cukup  jauh  untuk  memberikan  ruang  yang  aman  bagi  pesawat  saat
                   melakukan manuver, terutama saat akan mendarat atau lepas landas. Jarak minimum yang
                   diperlukan antara dua bandara akan bervariasi tergantung pada volume dan jenis lalu lintas
                   penerbangan di masing-masing bandara.
                    Selain itu, setiap bandara perlu dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang
                   memadai  untuk  memastikan  keselamatan  penerbangan,  terutama  dalam  kondisi  cuaca
                   buruk  yang  menyebabkan  jarak  pandang  terbatas.  Jarak  yang  terlalu  dekat  antara  dua
                   bandara  dapat  menyebabkan  gangguan  pada  sistem  komunikasi  dan  navigasi,  sehingga
                   meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Sebaliknya, jarak yang terlalu jauh juga dapat
                   menimbulkan  masalah,  karena  pesawat  akan  memiliki  ruang  manuver  yang  terlalu  luas,
                   sehingga sulit untuk diatur oleh petugas pengendali lalu lintas udara.
                    Oleh karena itu, penentuan jarak optimal antara dua bandara merupakan hal yang sangat
                   penting untuk memastikan keselamatan dan efisiensi operasi penerbangan.
               f.  Halangan Sekeliling.
                    Pemilihan  lokasi  bandara  baru  atau  pengembangan  fasilitas  bandara  yang  sudah  ada
                   harus dilakukan dengan sangat hati-hati, sehingga potensi adanya halangan fisik di sekitar
                   bandara  dapat  diminimalisir.  Hal  ini  sangat  penting  untuk  menjamin  keselamatan
                   penerbangan.  Perlu  adanya  peraturan  yang  tegas  dan  pengawasan  yang  ketat  untuk
                   mencegah  pembangunan  yang  dapat  mengganggu  operasional  penerbangan,  terutama  di
                   area pendekatan pesawat (approach area). Area pendekatan pesawat, yang dikenal sebagai
                   daerah  landasan  bersih  halangan  (runway  clear  zone),  seringkali  menjadi  permasalahan
                   karena  adanya  bangunan  atau  fasilitas  milik  masyarakat  atau  lembaga  yang  berada  di
                   dalamnya.



                                                                                                 Halaman27
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36