Page 33 - E-Modul Pelabuhan Udara (Aktualisasi-Dinda Sekar Selni Prawardani, S.T.,M.T)
P. 33
2. Bandar Udara Pelayanan Primer:
o Merupakan bandara yang juga melayani Pusat Kegiatan Nasional.
o Mampu melayani penumpang lebih dari 5.000.000 orang per tahun.
o Fasilitasnya lebih lengkap dan modern dibandingkan dengan bandara sekunder.
3. Bandar Udara Pelayanan Tersier:
o Merupakan bandara yang melayani Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan
Wilayah terdekat.
o Mampu melayani penumpang antara 500.000 hingga 1.000.000 orang per tahun.
o Fasilitasnya lebih sederhana dibandingkan dengan bandara primer dan sekunder.
3.4. Tata Guna Lahan dan Dampak Terhadap Lingkungan.
1. Tata Guna Lahan
Perencanaan tata guna lahan di sekitar bandara merupakan hal yang sangat krusial dan
harus sejalan dengan rencana induk pengembangan wilayah. Hal ini dikarenakan lapangan
terbang merupakan fasilitas transportasi udara yang sangat strategis dan memiliki dampak
yang signifikan terhadap lingkungan sekitarnya. Pemukiman yang terlalu padat di sekitar
bandara dapat mengganggu kinerja peralatan navigasi dan radar pesawat akibat gangguan
gelombang radio. Selain itu, kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat terbang juga dapat
menimbulkan berbagai masalah bagi masyarakat sekitar, seperti gangguan tidur, gangguan
komunikasi, dan penurunan kualitas hidup secara umum. Kebisingan yang terus-menerus
dapat menyebabkan stres, gangguan pendengaran, dan bahkan berdampak negatif pada
perkembangan janin. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangan bandara,
perlu dipertimbangkan dampak yang mungkin timbul terhadap masyarakat sekitar, serta
upaya-upaya untuk meminimalisir dampak negatif tersebut.
Pengembangan Pelabuhan Udara memerlukan perencanaan tata guna lahan yang
matang, terutama terkait ketersediaan lahan. Lahan yang dibutuhkan tidak hanya untuk
fasilitas utama penerbangan seperti landasan pacu, apron, dan taxiway, tetapi juga untuk
terminal penumpang, area parkir, serta fasilitas penunjang lainnya seperti area rekreasi,
pertokoan, dan restoran. Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, area yang tidak
digunakan secara langsung untuk penerbangan dapat dikembangkan menjadi ruang terbuka
hijau. Ruang terbuka hijau ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan dengan menyerap gas buang kendaraan dan pesawat, mengurangi kebisingan,
serta meningkatkan kualitas udara dan air. Selain itu, keberadaan ruang terbuka hijau juga
dapat mempercantik tampilan bandara dan meningkatkan kenyamanan penumpang.
Idealnya, minimal 30% dari total lahan bandara dialokasikan sebagai ruang terbuka hijau
untuk memastikan keberlanjutan lingkungan.
2. Dampak Terhadap Lingkungan.
Pembangunan atau pengembangan bandar udara tidak hanya mempertimbangkan aspek
teknis, tetapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Studi
mendalam diperlukan untuk mengukur pengaruh aktivitas bandara terhadap lingkungan
sekitar, seperti tingkat kebisingan, kualitas udara, dan perubahan tata guna lahan.
Kebisingan pesawat menjadi salah satu masalah utama yang perlu diatasi, karena dapat
mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Halaman29