Page 34 - E-Modul Pelabuhan Udara (Aktualisasi-Dinda Sekar Selni Prawardani, S.T.,M.T)
P. 34
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak kebisingan, seperti membuat
prosedur penerbangan yang lebih tenang dan mendorong pengelola bandara untuk
menerapkan konsep bandara ramah lingkungan. Selain itu, perencanaan tata ruang yang
baik, seperti dengan menyediakan ruang terbuka hijau di sekitar bandara, juga dapat
membantu mengurangi dampak kebisingan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Meskipun
untuk bandara yang sudah ada sulit untuk mengubah tata ruang secara signifikan, upaya
maksimal tetap dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Faktor lingkungan terpenting lainnya adalah sisa buangan industri, limbah yang berasal dari
kegiatan bandar udara (terminal, perawatan pesawat). Pembangunan bandar udara baru
atau pengembangan, mempunyai pengaruh yang sangat berarti bagi lingkungan alam
sehingga dibutuhkan penanganan yang melibatkan komponen penentu kebijakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Dampak terhadap terhadap lingkungan dari pengembangan yang diusulkan utamanya
kebisingan.
b. Dalam pembangunan terjadi dampak lingkungan, antara lain:
memisahkan sumber pekerjaan, pasar, atau ada bangunan bersejarah yang harus
dibongkar.
c. Adanya alternative dari pengembangan yang diusulkan.
d. Pertimbangan ekonomis untuk jangka panjang.
e. Hilangnya sumber daya alam setelah pembangunan.
3.5. Kebisingan.
Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu kesehatan dan
kenyamanan manusia. Suara ini dihasilkan oleh getaran yang merambat melalui udara atau
media lainnya dan ditangkap oleh telinga kita. Ketika suara tersebut mengganggu atau tidak
diharapkan, maka disebut sebagai kebisingan.
Dampak kebisingan terhadap kesehatan telah diakui secara luas, sehingga masalah ini
menjadi perhatian serius dalam berbagai studi lingkungan. Banyak dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) memasukkan dampak kebisingan sebagai salah satu faktor
penting yang harus dikaji dan dikelola. Suma’mur (2009), mendefenisikan Kebisingan adalah
bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar dalam telinga oleh
gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang
tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau
suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul di luar kemauan orang
yang bersangkutan. Jadi kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak
dikehendaki (noise is unwanted sound).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 718/Menkes/Per/XI/1987, kebisingan
didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu atau membahayakan
kesehatan. Berdasarkan tingkat tekanan bunyi, kebisingan dapat dikategorikan menjadi tiga
jenis:
• Kebisingan akibat pekerjaan: Suara yang dihasilkan oleh mesin dan peralatan di tempat
kerja.
• Kebisingan pendengaran: Suara yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan
frekuensi tertentu.
• Kebisingan impulsif: Suara yang terjadi secara tiba-tiba dan keras, seperti suara ledakan
atau benturan.
Halaman30