Page 108 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 108
RANCANGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
pendidik serta prinsip-prinsip pembelajaran et al., 2017). Rasa aman ini dipengaruhi oleh
yang dipegangnya adalah faktor yang juga rendahnya risiko yang dipersepsikan oleh
menjadi penentu kesiapan guru untuk guru dan kepala sekolah apabila mereka
mengimplementasikan kurikulum. Sebagaimana mencoba untuk melakukan perubahan. Dalam
yang disampaikan pada bagian awal Bab 5 ini, kondisi pandemi, sebagian pendidik mungkin
proses pemaknaan (sensemaking) kebijakan merasa terlalu berisiko untuk melakukan suatu
dipengaruhi oleh paradigma, nilai, serta perubahan besar, oleh karena itu mewajibkan
keyakinan pendidik sebagai implementor perubahan kurikulum di satuan pendidikan
kebijakan. Ketika perubahan diwajibkan tanpa yang belum siap atau yang tengah menghadapi
menyiapkan pendidik untuk lebih terbuka tantangan besar di masa pandemi COVID-19
mengubah paradigma mereka, salah satu risiko adalah strategi yang tidak sejalan dengan
yang sering terjadi adalah implementasi yang upaya pemulihan pembelajaran.
dangkal (superficial) di mana guru menerapkan
kurikulum baru dengan paradigma lama Keputusan untuk menetapkan kurikulum yang
(Spillane et al., 2002). Praktik yang “seolah- akan digunakan satuan pendidikan tidak
olah berubah” ini terjadi sebagai akibat sistem dibatasi hanya untuk Tahun Ajaran 2022/2023.
akuntabilitas satuan pendidikan dan guru yang Artinya satuan pendidikan dapat menggunakan
dikaitkan dengan implementasi kurikulum, Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran
misalnya performa satuan pendidikan dinilai berikutnya. Fleksibilitas ini akan memberikan
dari kemampuannya mengikuti arahan untuk kesempatan kepada satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum. Oleh karena mempersiapkan diri sebelum berkomitmen
itu dalam rangka pemulihan pembelajaran dan untuk melakukan perubahan besar.
upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar Memberikan waktu kepada satuan pendidikan
peserta didik, tekanan birokrasi seperti ini dan pendidik untuk menyiapkan diri adalah
tidak dianjurkan dan dihindari dalam kebijakan hal yang sangat kritikal dalam implementasi
implementasi Kurikulum Merdeka. kurikulum (Tikkanen et al., 2017). Memberikan
waktu kepada satuan pendidikan dapat berarti
Berdasarkan kajian kualitatif di sekolah- memberikan kesempatan untuk mereka
sekolah yang inovatif, Wilcox dan rekan-rekan observasi terlebih dahulu tentang bagaimana
(2017) menemui bahwa sekolah-sekolah Kurikulum Merdeka diimplementasikan di
yang siap untuk menerapkan transformasi satuan pendidikan lain.
pembelajaran memiliki karakteristik yang
serupa, yaitu sekolah dengan budaya saling Kurikulum pilihan dan pemerataan pemulihan
percaya (trust) yang kuat, komunikasi yang pembelajaran
terbuka, serta pimpinan yang memiliki visi dan
tujuan yang sejalan dengan arah kebijakan. Kebijakan implementasi yang longgar dan
fleksibel ini dapat menimbulkan pertanyaan
Dalam sekolah-sekolah yang diobservasi
Wilcox dan rekan-rekan tersebut terdapat iklim terkait kesenjangan kualitas pendidikan.
Apabila Kurikulum Merdeka dinilai dapat
kerja yang kondusif di mana pimpinan dan
guru merasa aman secara psikologis untuk meningkatkan efektivitas pemulihan
pembelajaran, mengapa tidak diwajibkan
mengimplementasikan suatu kebijakan baru
(Bryk et al., 2015; Senge et al., 2012; Wilcox untuk seluruh satuan pendidikan? Pertanyaan
108