Page 32 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 32

RANCANGAN KURIKULUM MERDEKA









               kontemporer seperti perkembangan teknologi    mengajarkan konsep dan/atau keterampilan
               digital, pemanasan global dan kerusakan       sesuai dengan kemampuan mereka saat itu
               lingkungan, kekerasan antar kelompok          alih-alih mengajarkan suatu materi hanya
               sosial, dan isu-isu lainnya direspon dengan   karena mengikuti urutan yang dianjurkan dalam
               cara menambah bab dalam buku teks, target     buku teks tanpa mempertimbangkan apakah
               capaian dalam standar, bahkan menambah        mayoritas peserta didik sebenarnya siap
               mata pelajaran. Akibatnya kurikulum           untuk mempelajari materi tersebut. Dengan
               semakin padat dan guru justru mengalami       rancangan kurikulum yang demikian, kurikulum
               kesulitan untuk menerapkan pembelajaran       berpotensi untuk mendorong pembelajaran
               yang lebih sesuai untuk menguatkan dan        yang membangun kemampuan setiap individu
               mengembangkan kompetensi.                     peserta didik untuk memiliki agency atau
                                                             kuasa/kendali dalam pembelajarannya, bukan
               Dengan mempelajari masalah kepadatan          menjadi “konsumen” informasi. Untuk menjadi
               kurikulum di berbagai konteks, perancangan    kompeten, peserta didik perlu memiliki
               kurikulum dilakukan dengan prinsip fokus pada   kesempatan untuk belajar mengatur dirinya
               kompetensi dan karakter tanpa menambah        dalam proses belajar (Sahlberg, 2000).
               beban materi pelajaran ataupun waktu belajar
               peserta didik. Strategi yang dipilih adalah   Semua peserta didik perlu mencapai
               dengan menyesuaikan struktur kurikulum.       kompetensi minimum, namun kurikulum yang
               Dalam Kurikulum Merdeka, struktur kurikulum   terlalu padat dan diajarkan dengan terburu-buru
               dibagi menjadi dua komponen utama, yaitu      mengakibatkan guru hanya memperhatikan
               pembelajaran intrakurikuler yang biasanya     kemampuan sebagian kecil peserta didiknya
               berbasis mata pelajaran dan pembelajaran      yang lebih berprestasi (Pritchett & Beatty, 2015).
               melalui projek yang ditujukan untuk mencapai   Akibatnya, sebagaimana yang ditunjukkan
               kompetensi umum yang telah dirumuskan         dalam penelitian Pritchett dan Beatty di India
               dalam profil pelajar Pancasila. Metode ini juga   tersebut, anak-anak yang mengalami kesulitan
               sejalan dengan strategi di berbagai negara    belajar akan semakin tertinggal. Data mereka
               yang mengembangkan unit-unit pembelajaran     menunjukkan bahwa anak-anak yang tertinggal
               interdisipliner, merestrukturisasi konten     ini kebanyakan dari keluarga miskin, sehingga
               sehingga beban belajar peserta didik tidak    kurikulum yang padat menjadi salah satu faktor
               membesar secara signifikan (OECD, 2020a).     yang menjelaskan kesenjangan kualitas hasil
               Penjelasan lebih mendalam tentang struktur    belajar antar siswa di sekolah yang sama.
               kurikulum disampaikan pada bagian lain dalam
               Bab ini.                                      Pengurangan kepadatan kurikulum dapat
                                                             mengurangi kesenjangan kualitas belajar.
               Pembelajaran berpusat pada peserta didik      Hal ini ditunjukkan juga dalam kajian yang
               pada hakikatnya dimulai sejak perancangan     dilakukan INOVASI dan Pusat Penelitian
               kurikulum, bukan sekadar pedagogi yang        Kebijakan Kemendikbud Ristek (2021) bahwa
               dirancang oleh guru setelah kurikulum         Kurikulum 2013 yang dikurangi capaiannya
               ditetapkan. Menurut Pritchett dan Beatty      (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar),
               (2015), menempatkan peserta didik di pusat-   yang juga dikenal sebagai kurikulum darurat,
               nya pembelajaran (center of learning) berarti   membantu siswa SD memitigasi ketertinggalan







               32
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37