Page 102 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 102

pembacaan Al-Qur’an secara kontekstual dan menjadikan
            masa depan menjadi orientasinya. 158

                    Dalam    pengakuan     Syahru>r,   bahwa   posisi
            pemikirannya pada aliran yang ketiga ini yaitu reformis-
            moderat.Syahru>r  mengajak  untuk  kembali  kepada  Al-
            Qur’an  dalam  arti  menjadikan  Al-Qur’an  sebagai  basic
            moral-teologis  dalam  menyelesaikan  masalah  kehidupan
            umat  menusia  dengan  melakukan  pembacaan  kitab  suci
            dengan mempertimbangkan konteks kekinian.    159 Demikian
            pula pemikiran tersebut yang dianut oleh Fazlur Rahman,
            dimana  produk  pemikiran  tafsir  harus  mampu  menjadi
            basic  transformasi  sekaligus  solusi  atas  segala  bentuk
            problem sosial-keagamaan masyarakat kontemporer.

                    Di  samping  itu  pula,  Muhammad  Syahru>r
            memberikan  kritikan  terhadap  dua  aliran  sebelumnya,
            yaitu aliran tradisionalis-konservatif dan aliran progresif-
            sekularis.  Adapun  komentar  Syahru>r  terhadap  aliran
            tradisionalis  yaitu  masih  terjadi  beberapa  kesalahan
            yaitu: 160

                1.  Mereka telah merubah pesan Islam yang universal
                    menjadi  pesan  yang  sempit  dan  bersifat  lokal-
                    temporal,
                2.  Mereka  telah  melakukan  sakralisasi  terhadap
                    warisan  penafsiran  masa  lalu,  padahal  itu  semua

            158 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, hlm. 113.
            159 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, hlm. 113.
            160 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, hlm. 114.

                                        88
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107