Page 22 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 22

1. Relasi yang erat antara ucapan, pikiran, dan fungsi
                   komonikasi yang berawal sejak tumbuhnya bahasa
                   manusia.
                 2. Pikiran  manusia  berkembang  secara  bertahap
                   menuju        kesempurnaan,       dan       proses
                   perkembangannya  berawal  dari  objek  material
                   konkrit menuju yang abstrak murni. Demikian pula
                   tata  bahasa  yang  berkembang  secara  bersamaan
                   dengan perkembangan bahasa tersebut.
                 3. Penolakan  terhadap  sinonimitas  (tara>duf),   dan
                                                               25
                   bahkan satu kata memiliki banyak makna (multiple
                   meanings).
                 4. Sistem  bahasa  terbentuk  secara  menyeluruh  dan
                   terbentuknya  level  struktur  bahasa  di  dalamnya





            25 Dalam kajian linguistik, paling tidak ada dua aliran utama. Pertama,
                  aliran  yang  mengakui  adanya  sinonimitas  dan  yang  kedua
                  adalah aliran yang tidak mengakui adanya sinonimitas. Syahru>r
                  termasuk dalam aliran yang kedua. Ada tidaknya sinonim ini
                  biasanya berkaitan dengan masalah relasi makna. Mazhab anti
                  sinonim/ asinonimitas berpendapat bahwa tidak ada kesamaan
                  makna secara  seratu persen antara satu ujaran dengan ujaran
                  yang lain. Kalaupun ada kesamaan makna antara satu dengan
                  yang lainnya maka sesungguhnya makna yang kedua kata itu
                  tidak akan sama persis. Hal ini disebabkan oleh faktor waktu,
                  tempat dan wilayah, faktor keformalan, social, nuansa makna
                  dan sebagainya. Uraian argumentatif bisa dibaca lebih lanjut
                  pada Abu> Hila>l al-Aska>ri>, al-Furu>q Fi al-Lugha>h,  Beirut: Da>r al-
                  ‘afa>k  al-‘adika<h,  1973,  hlm.  13-19.  Lihat  pula  Abdul  Chair,
                                 ,
                  Linguistik  Umum cet.  2,  Jakarta:  Rineka  Cipta,  2003,  hlm.
                  2997-299.
                                        8
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27