Page 27 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 27
adanya pengkajian sejauh mana kata-kata yang berbeda
tersebut memiliki persamaan dan perbedaan maknamya.
Pertanyaannya kemudian, tepatkah penerjemahan
kata-kata di atas dengan kata yang sama? Oleh sebab itu
perlu dikritisi kembali dan dikaji secara detail, karena
kalau kata-kata di atas dibiarkan apa adanya tanpa
penjelasan yang mendalam, maka dikhwatirkan akan
dipahami secara keliru oleh orang-orang yang mengkaji
dan mempelajari isi kandungan Al-Qur’an hanya dengan
Al-Qur’an terjemahan bahasa Indonesia bukan dibaca dan
dipelajari dari kita-kitab tafsir sehingga dapat
menyesatkan.
Seperti contoh di atas, apabila kata kha>lid dan baqa>
hanya diterjemahkan dengan arti kekal, maka akan muncul
pemahaman bahwa kedua kata tersebut memiliki makna
yang sama tanpa perbedaan sedikitpun dan dapat saling
mengganti dalam suatu konteks. Padahal kalau dikaji
secara mendalam, maka kata-kata itu memiliki makna
yang spesifik. Kata kha>lid biasanya digunakan pada
konteks atau kondisi yang kekekalannya akan berakhir,
sedangkan kata baqa> dimaknai sebagai kekekalan yang
36
tidak berakhir.
Oleh sebab itu, sekiranya kedua kata tersebut
dimaknai sama, maka akan muncul pemahaman bahwa,
36 Hilal Al-Asyka>ri, Al-Furqa>n Al-Lughawiyah, Beirut: Da>r Al-Kutub
Al-Ilmiah, t.t., hlm. 95.
13