Page 29 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 29

Al-Qur’an, seperti dalam hal menafsirkan Al-Qur’an, akan
            Nampak terjadinya keluasan makna “field meaning”, dari
            hal  ini  pula  akan  ditemukan  batasan-batasan  maknanya,
            sehingga denga pembatasan makna tersebut, sebuah kata
            tidak bisa digunakan di sembarangan tempat.

                    Di  antara  tema  besar  dari  pengapliaksian  teori
            Asinonimitas yang akan penulis uraikan dalam karya tulis
            ini,  seperti  perbedaan  kita>bah  dengan  fari>d}ah,  daninza>l

            dengan tanzi>l yang terdapat di beberapa surat dalam Al-
            Qur’an  yang  memiliki  kandungan  makna  yang  luas  dan
            berbeda-beda sesuai dengan penempatan dan tujuan Allah
            kaitannya dengan ayat tersebut. Sebagai contoh ayat yang
            berkaitan dengan kewajiban berpuasa pada bulan ramadhan
                                  38
            dan kewajiban berhaji .
                    Dari dua ayat inimenjelaskan suatu ketentuan dari
            Allah Swt berupa perintah kewajiban di dalam pelaksanaan



            38 Firman Allah swt: Q.S, al-Baqarah/2:183 dan 197.

                                                              ٰ

                       َن ْ وُقَّتَت ْمُك َّ ل َ عَل ْمُكِلْبَق ْنِم َنْيِذ َّ لا ىَلَع  َ بِتُك ا َ مَك  ُ ماَي ِ ِّصلا  ُ مُكْيَلَع  َ بِتُك ا ْ وُن َ ما َنْيِذ َّ لا ا َ هُْيَاٰي
                  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
                  sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
                  kamu bertakwa,(al-Baqarah/2:183).
                                             ْ
                     ْ
                  ۗ
                   ِّجَحلا ىِف َلاَد ِ ج  َ لَ َ و َق ْ وُسُف  َ لَ َ و َثَف َ ر  َ لََف َّجَحلا َّن ِ هْيِف  َ ض َ رَف ْن َ مَف ِۚ ٌت ٰ م ْ و ُ لْعَّم     ٌ رُهْشَا ُْجَحلَا ْ
                   ِ

                    ْ
                      ِباَبلَلَا   ْ   ىِلو ُ اٰي  ِ ن ْ وُقَّتا َ و  ۖ ى ٰ وْقَّتلا ِدا َّ زلا  َ رْيَخ َّنِاَف ا ْ وُد َّ وَزَت َ و ۗ ُ ه اللّ ُهْمَلْعَّي  ٍ رْيَخ ْنِم ا ْ و ُ ل َ عْفَت ا َ م َ و
                   “(Musim)  haji  adalah  beberapa  bulan  yang  dimaklumi,
                  Barangsiapa  yang  menetapkan  niatnya  dalam  bulan  itu  akan
                  mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan
                  berbantah-bantahan  di  dalam  masa  mengerjakan  haji”  (al-
                  Baqarah/2: 197).
                                        15
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34