Page 30 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 30
puasa dan haji. Namun ketika melihat konteks ke dua ayat
tersebut, Allah Swt. menggunakan lafaz} yang berbeda di
dalam penyampaian terkait kewajiban atas
perintahNya.Dalam ayat tentang puasa Allah Swt.
menggunakan lafaz} kita>bah dalam menunjukan suatu
kewajiban, sementara terkait dengan perintah kewajiban
haji- Allah Swt. menggunakan lafaz} fari>dah. Dari hal inilah
dibutuhkan suatu analisis untuk mengungkap di antara
rahasia dibalik penggunaan lafaz} kita>bah di suatu ayat
terkait ketentuan kewajiban suatu perintah dan lafaz}
fari>dah pada ketentuan kewajiban yang lain.
Begitu pula dalam penggunaan lafaz} inza>l secara
umum memberikan pemahaman proses turunnya Al-
Qur’an sekaligus (30 juz) ke langit dunia. Sementara
tanzi>lyaitu turunnya Al-Qur’an secara bertahap ke bumi di
mana tempat Nabi Muhammad Saw.melakukan segala
39
aktivitas kehidupan. Pemahaman yang demikian sudah
berlaku sejak lama dan terbukti banyaknya karya Ulum Al-
Qur’an yang cendrung menggunakan penjelasan seperti itu.
Namun Syahru>r menawarkan pemahaman lain yang agak
berbeda dengan pemahaman sebelumnya yang sulit
dijangkau oleh logika berfikir masyarakat kontemporer.
Karena itu menurut Syahru>r perlu adanya pemahaman baru
39 Manna’ Khali>l Al-Qatta>nStudi Ilmu-ilmu Al-Qur’a>n , diterjemahkan
oleh Mudzakir AS. Dari judul Mabahis fi> ‘Ulumil Qur’a>n.
>
Bogor: Litera AntarNusa, 2011, hlm. 95.
16