Page 72 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 72
Sebagian yang lain mencoba menyodorkan
beberapa persyaratan sehingga lafaz-lafaz} itu bisa
}
dikatakan sinonim, yaitu:
a. Keseragaman lingkungan bahasa, jika dua kata
bahasa dari dialek bahasa yang sama. Berdasarkan
syarat ini, kata yang dianggap sinonim harus
dikaji dari perbedaan dialek Arab.
b. Keseragaman waktu,artinya munculnya dua kata
yang dianggap sinonim ini harus terjadi pada masa
yang tidak berjauhan. Sehingga yang dianggap
sinonim harus dilihat dari zaman dan waktu,
bukan seperti salah satu lafaz} tersebut dipakai
pada masa Jahililyah dan satunya pada masa
Abbasiyah. 102 Karena berpotensi akan terjadi
perbedaan waktu dan perubahan makna dari
perjalanan waktu. 103
c. Salah satu kata bukan merupakan hasil dari
perkembangan fonetik yang terjadi dari kata
asalnya, seperti kata “al-Jaslu” dan “al-Jaflu”
102 M. Nuruddin al-Munajjad, al-Tara>duf fi al-Qur’a>n al-Kari>m…hlm.
35.
103 Sebagai contoh lafaz} al-musyrifi>, al-muhindu dan al-yamani>, ketiga
lafaz} tersebut mengandung makna yang berbeda, al-muhindu
adalah sebuah benda yang tajam yang mempunyai bentuk
tertentu dandibuat di India, sedangkan al-musyrifi yang dibuat
>
di Damaskus, dan al-yamani yang dibuat di Yaman. Karena
perjalanan waktu, ketiga lafaz} tersebut dipakai sebagai nama
lain dari kata pedang (al-saif). Lihat Fathur Rahim, Kontroversi
Seputar Sinonim dalam Bahasa Arab…hlm. 79.
58