Page 77 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 77

menerangkan perbedaan kata-kata yang dianggap sinonim.
            Contohnya,  perbedaan  antara  kata  itsm,  dzamb  dan
            ma’s}iyyah,  jaram     dan’ishya>n. 113    ibn      al-Sarra>j
            menceritakan  bahwa  Ahmad  bin  Yahya>  berkata:  “  tidak
            boleh ada dua kata yang berbeda namun memiliki makna
            yang sama. 114

                    Demikian  pula  para  linguis  Barat  seperti
            Bloomfield  berpendapat  bahwa  tidak  ada  sinonim
            sempurna.Alasannya,  setiap  bentuk  kebahasaan  pada
            dasarnya selalu memiliki ketetapan dan kekhususan makna
            sehingga  perbedaan  fonem  pun  mengakibatkan  adanya
            perbedaan makna.Misalnya kata quick, fast, rapid, speedy.
            Secara makna kata-kata tersebut sangat dekat maknanya,
            akan tetapi kata-kata tersebut tidak sama. Oleh karena itu
            tidak  mungkin  dibandingkan  dengan  gambaran  yang
            kongruen. 115

                    Goodman  berpendapat  tidak  ada  dua  kata  yang
            mungkin salah satunya menggantikan kedudukan yang lain
            tanpa mengubah makna dasarnya. Dalam hal ini kata yang
            bersinonim     sesungguhya     tidak   mungkin     saling
            menggantikan  satu  sama  lainnya.  Stork  berpendapat
            bahwa setiap kata-kata memiliki pengaruh emosional dan


            113 Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-Dila>lah ,…hlm. 219.
            114 Ramadhan  Abdu  Tawwab,  Fushu>l  Fi>  Fiqhi  Al-‘Arabiyah…  hlm.
                  312.
            115 Zulkifli Agus, Orientasi Pemikiran Semantic Ibn Jinni (analisis buku
                                                     ,
                  al-Khasa>is  suatu  kajian  dari  segi  makna) Tesis:  UIN  Syarif
                  Hidayatulah, 2004, hlm. 44.
                                        63
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82