Page 51 - MODUL DARING SISTEM PENGATURAN_Neat
P. 51
dv ( t)
i = C 2 ....................................................................................... (3-4)
dt
dengan demikian dari persamaan (3-3) dan (3-4) diperoleh :
dv ( t)
v1(t) = RC 2 + v2(t) ..................................................................... (3-5)
dt
Setelah di-Laplace-kan maka diperoleh :
V1(s) = RCs V2(s) + V2(s)
V1(s) = (1 + RCs) V2(s)
maka :
V (s ) 1 1 1
G(s) = 2 = = =
V 1 (s ) 1 + RCs 1+ 10 6 . 10 − 6 s 1 + s
V 1 (s) 1 V 2 (s)
1 + s
Gambar 3.3 Diagram kotak dari rangkaian pada Gambar 3.2.
3.4 ANALOGI LISTRIK UNTUK SISTEM-SISTEM MEKANIK
Seringkali lebih nyaman bila menyatakan terlebih dahulu sistem mekanik ke
dalam sistem listrik, sebab di dalam sistem listrik cukup mudah untuk menerapkan
hukum-hukum Kirchoff yang selanjutnya mudah untuk menghasilkan fungsi alih.
Selain itu, teori-teori rangkaian listrik seringkali lebih mudah dipakai untuk
menyederhanakan rangkaian. Jadi analogi listrik cocok dipakai untuk sistem-sistem
mekanik dalam keperluan analisis dan simulasi.
Tabel 3.2 Besaran-besaran beranalogi dalam sistem-sistem listrik dan mekanik
(analogi arus – gaya).
Listrik Mekanik (translasi) Mekanik (rotasi)
Arus, i Gaya, f Torsi, T
Tegangan, v Kecepatan, v Kecepatan sudut,
Fluks
lingkup, N Perpindahan, x Perpindahan sudut,
Kapasitansi, Massa, M Momen inersia, J
C
Model Matematika Sistem Fisik
50