Page 129 - hujan
P. 129
mengambang indah di atas kepala.
Bagaimana mungkin salju turun di kota mereka? Lail dan Maryam saling tatap,
tidak mengerti.
Breaking news!
Salju itu tidak hanya turun di kota mereka, tapi hampir di seluruh kota negara
tropis. Malam itu keributan melanda dunia. Terutama bagi penentang intervensi
lapisan stratosfer. Ke cemas an atas pengiriman delapan pesawat ulang-alik itu
terbukti su dah.
Intervensi itu memang berhasil di negara-negara subtropis. Tiga bulan setelah
anti gas sulfur dioksida dilepaskan, suhu udara di sana meningkat drastis. Udara
kembali hangat, matahari mun cul, salju mencair, dan musim dingin
berkepanjangan ber akhir. Tapi di belahan bumi tropis, intervensi itu membuat
cuaca men jadi tidak terkendali. Di kota tempat tinggal Lail dan di Ibu Kota,
suhu rata-rata masih bertahan di angka lima hingga sepuluh derajat Celsius.
Tapi di tempat-tempat lain, suhu turun drastis hingga minus empat derajat.
Salju tebal turun.
Besok pagi saat Lail dan Maryam berangkat sekolah, kota telah dilapisi salju
tipis satu sentimeter. Awalnya terlihat indah. Tidak ter bayangkan salju turun di
kota yang tidak jauh dari garis ekuator. Tetapi, kemudian penduduk mulai
menyadari ada masa lah serius yang siap mereka hadapi. Penduduk menatap
jalanan, pagar, taman rumput, atap rumah, semua telah putih diselimuti salju.
Dua hari menyusul salju turun, para pemimpin dunia ber gegas kembali duduk
bersama. KTT Perubahan Iklim Dunia dilanjut kan. Sayangnya kali ini tanpa
kehadiran negara-negara sub tropis karena mereka telah menarik diri dari
pertemuan apa pun.
” Bagaimana kalau kota ini juga mengalami musim dingin ekstrem?” Penduduk
membahas soal itu di bus kota, trem, halte, di mana pun. Semua orang terlihat
cemas.
” Menurutku salju-salju ini terlihat lucu. Aku tidak keberatan. Jangan cemas,
kita tidak akan mengalami musim dingin itu,” yang lain menimpali.