Page 132 - hujan
P. 132
punya penugasan baru untuk mengisi waktu libur an. Petugas di markas
menggeleng, hujan salju turun di mana-mana, tidak ada jenis penugasan yang
cocok. Mereka mem butuh kan relawan yang telah lulus pelatihan spesialis.
Sementara itu Lail sibuk memikirkan apakah Esok akan pu lang libur panjang
kali ini. Apakah mereka bisa bertemu se telah setahun lebih? Bagaimana dia akan
menghabiskan libur panjang tanpa bertemu dengan Esok? Lail hendak
berkunjung ke rumah Wali Kota, mungkin istri Wali Kota atau Claudia tahu
apa kah Esok akan pulang atau tidak. Tapi setelah dipikir kan ber kali-kali, itu
bukan ide yang baik. Keluarga angkat Esok mung kin ber tanya-tanya kenapa dia
ingin tahu. Lail juga tetap tidak be rani mengambil inisiatif menghubungi Esok.
Setelah memikirkan beberapa alternatif, sepertinya dia punya cara terbaik
mencari tahu apakah Esok akan pulang atau tidak liburan panjang kali ini.
Toko kue.
***
Siang itu, sepulang dari markas Organisasi Relawan, sekali lagi Maryam datang
ke sana untuk bertanya apakah ada penugasan untuk mereka, dan dijawab
belum ada. Setelahnya, Lail mengajak Maryam yang masih bersungut-sungut ke
toko kue ibu Esok.
”Apa susahnya mereka memberikan penugasan kepada kita? Relawan lain yang
baru lulus pelatihan dasar juga sudah ditugas kan,” Maryam mendengus.
” Mereka punya perhitungan sendiri, Maryam. Karena kita tidak tahu apa
alasannya, bukan berarti keputusan mereka keli ru.”
”Aku tidak mau menghabiskan waktu sebulan liburan hanya duduk diam di
panti sosial. Aku butuh udara segar setelah be l ajar habis-habisan. Dan omong-
omong, kita akan ke mana, Lail?”
” Kamu akan senang mengujunginya, Maryam. Refreshing seperti yang kamu
bicarakan.”
” Tapi kita ke mana dulu?”
” Mengunjungi kenalanku saat di tenda pengungsian dulu. Nanti juga kamu
akan tahu.”