Page 149 - hujan
P. 149
pesawat ulang-alik, menyebar anti gas sulfur dioksida di lapisan stratosfer. KTT
itu akan mengalami deadlock kedua kalinya,” Esok men jelaskan pertanyaan Lail.
”Apa yang akan terjadi kemudian?” Lail bertanya cemas.
”Cepat atau lambat, semua negara hanya peduli dengan pen duduknya masing-
masing. Itu berarti semua negara pada akhir nya meluncurkan pesawat ulang-
alik. Intervensi itu akan dilaku kan di seluruh dunia. Saat itu terjadi, baru kita
akan tahu dam pak nya. Apakah bumi kembali pulih seperti sebelum gunung
meletus, atau dampak buruknya yang terjadi, iklim dunia men jadi tidak
terkendali.”
Lail terdiam, mendongak menatap kincir raksasa yang ber putar. Kamera-
kamera beterbangan di atas kepala, dikendalikan dengan gerakan tangan oleh
pemiliknya.
” Tapi kamu tidak usah cemas, Lail. Teknologi selalu bisa meng atasi masalah
apa pun. Ilmuwan-ilmuwan terkemuka di dunia sedang menyiapkan banyak
rencana alternatif. Kita pasti bisa menaklukkan semua masalah yang datang,
sepanjang kita terus be kerja keras, seperti pengorbanan yang kamu lakukan
untuk satu kota. Itu sangat menginspirasi.”
Lail mengangguk. Esok selalu percaya bahwa teknologi bisa me naklukkan apa
pun. Tapi bagaimana teknologi akan mengalah kan ambisi rakus manusia? Ketika
mereka akhirnya tidak mau mengalah dan saling merusak. Peluncuran pe sawat
ulang-alik itu jelas tindakan saling merusak.
Percakapan mereka berakhir saat kristal salju turun. Kue telah habis.
Satu-dua kristal lembut hinggap di bangku-bangku taman.
”Aku minta maaf hanya bisa menemui setahun sekali, Lail. Aku harus
menyelesaikan proyek pembuatan mesin sesuai jadwal atau semua akan
terlambat.”
Lail mengangguk. Tidak masalah.
” Kamu harus pulang ke hotel, Lail. Besok acaramu padat ber sama relawan lain,
bukan?”
Lail mengangguk.