Page 156 - hujan
P. 156

”Aku juga tidak membutuhkan uangnya.” Maryam meng geleng.

                  Ibu Suri terdiam.

                  ” Kalian  baik  sekali....”  Mata  Ibu  Suri  berkaca-kaca,  memeluk  erat-erat  Lail  dan
                Maryam.     ”Aku   kehilangan    dua   anak   perempu an    saat   bencana   gempa   bumi.

                Mereka    sepantaran    kalian.   Jika   me reka   masih   hidup,   aku   akan   sangat   bangga

                menceritakan ke baik an kalian berdua kepadanya. Terima kasih, Lail, Maryam.”
                  Lima menit  Ibu  Suri  beranjak  menuju  mobil  listrik  panti,  me lambaikan  tangan

                kepada    Lail   dan   Maryam,   melepas   dua   penghuni   lantai   dua   panti   sosial   yang

                paling susah diatur.
                  Hari itu, resmi sudah Lail dan Maryam tinggal di asrama sekolah keperawatan.

                  Kakak  tingkat  menyambut  kehadiran  mereka  di  lobi,  mem bagikan  daftar  mata

                kuliah, nomor kamar, serta jadwal makan.
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161