Page 158 - hujan
P. 158

dibandingkan panti sosial yang penghuninya mulai dari rentang usia enam tahun

                hingga delapan belas tahun. Lail dan Maryam sudah ber janji satu sama lain akan

                serius  menyelesaikan  pen didikan  tiga  tahun  keperawatan.  Mereka  berlarian  dari
                satu   kelas   ke   kelas   lain.   Berlarian   di   lorong-lorong   laboratorium,   mengejar

                jadwal.   Termasuk      berlarian   mengerjakan      tugas.   Selalu   duduk    di   depan,

                menyimak      dan   mencatat   pelajaran.   Selamat   tinggal   masa-masa     saat   mereka
                justru lebih asyik menjaili penghuni panti dibanding belajar.

                  Hari itu mereka belajar tentang saraf manusia.

                  Dosen    yang   mengajar    datang   langsung    dari   Pusat   Terapi   Saraf.   Seorang
                profesor  terkemuka  dalam  dunia  medis.  Usianya  hampir  delapan  puluh  tahun,

                tetap   terlihat   semangat   mengajar.   Suaranya   terdengar   hingga   ke   sudut   ruang

                kelas.
                  ” Tiga  tahun  lalu,  konsorsium  peneliti  dunia  berhasil  me metakan  seluruh  saraf

                manusia hingga ke level paling detail. Peta itu menjadi momentum menakjubkan

                dalam   kemajuan     peng obatan   medis   penyakit   yang   berhubungan     dengan   saraf,
                meng ubah semuanya, mulai dari diagnosis, terapi, hingga pasca pe nyembuhan.”

                  Lail   dan    Maryam      memperhatikan        hologram      besar   di   depan     kelas,

                menunjukkan      peta   saraf   manusia.   Benang   berwarna-warni     terlihat   sambung-
                menyambung.

                  ” Patut   kalian   catat   dengan   cermat,   masalah   terbesar   manusia   bukan   hanya

                terbatas penyakit Jsik seperti kanker, kecelakaan, vertigo, atau sakit kepala biasa,

                melainkan    penyakit   nonJsik.   Masalah    kejiwaan.   Tahun    2010,   tiga   puluh   dua
                tahun  sebelum  bencana  gunung  meletus,  450  juta  dari  tujuh  miliar  penduduk

                bumi  menderita  depresi.  Angka  itu  tumbuh  mencengangkan,  hingga  puncaknya
                tahun  2030.  Bukan  stroke,  atau  serangan  jantung,  penyakit  paling  besar,  paling

                serius   di   seluruh   dunia   justru   depresi.   Ketika   empat   dari   sepuluh   orang

                menderita depresi.

                  ” Dan  berbeda  dengan  penyakit  Jsik  yang  umumnya  mem butuh kan  perawatan
                pendek,     depresi     membutuhkan        penyembuh an        bertahun-tahun       dengan

                kemungkinan      kambuh     kembali.   Bayang kan,   berapa   banyak    biaya   yang   harus
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163