Page 160 - hujan
P. 160

”Apakah alatnya sudah berhasil diciptakan?” salah seorang mahasiswa bertanya.

                  ” Kalau  alat  itu  sudah  ditemukan,  saya  akan  membawanya  di  hadapan  kalian.”

                Profesor   melambaikan      tangan.   ” Tapi   hanya   soal   waktu.   Satu-dua   tahun   lagi.
                Kemajuan  medis  akan  membuat  kita  selangkah  lebih  dekat.  ModiJkasi  ingatan

                adalah  terapi  paling  menjanjikan.  Kita  tidak  perlu  obat,  tidak  perlu  pendekat an

                psiko logis,  tidak  perlu  semua  itu.  Cukup  dengan  memetakan  saraf  pasien,  lantas
                tekan  tombol  hapus,  memori  menyakitkan  itu  ter hapus.  Simsalabim,  penderita

                depresi   bisa   kembali   hidup    se normal   sebelumnya.     Dia   akan   lupa   pernah

                mengalami  kesedihan  begitu  mendalam.  Menakjubkan,  bukan?  Dan  tidak  hanya
                bagi  penderita  depresi,  modiJkasi  ingatan  juga  bisa  diguna kan  siapa  pun  yang

                sekadar   tidak   mau   mengingat    sesuatu.   Kita   bisa   mem perbaiki   kualitas   hidup

                seseorang.”
                  Layar   kecil   di   lengan   Profesor   mengeluarkan   suara   pelan.   Profesor   melirik

                lengannya.

                  ” Baik,  sayangnya  waktu  kita  sudah  habis.  Harap  kerjakan  paper      kalian.   Dua
                hari  dari  sekarang,  seluruh  tulisan  kalian  ha rus  telah  saya  terima  di  sini,  atau

                kalian tidak lulus dari kelas saya.” Profesor mengangkat tablet miliknya.

                  Seluruh kelas mengangguk, membereskan tablet masing-masing.
                                                            ***

                Lail   dan   Maryam   menghabiskan      makan   siang   di   kantin   sekolah   keperawatan.

                Dua mangkuk sup kaldu.

                  Mereka  sedang  istirahat,  setelah  kuliah  tentang  saraf  tadi,  sekali gus  menunggu
                jadwal kuliah Biomedik 45 menit lagi.

                  ”Gara-gara    kuliah   tadi,   aku   teringat   sesuatu.”   Jemari   tangan   Maryam   sedang
                mengetuk  meja  di  kantin.  Itu  meja  makan  sekali gus  layar  sentuh,  bisa  diaktifkan

                seperti  layar  tablet.  Hampir  semua  restoran,  kantin,  memiliki  teknologi  itu  agar

                pelanggan bisa online saat makan.

                  ”Apa?”
                  ”Aku  pernah  membaca  cerita  yang  menarik,  Lail.  Kamu  mau  mendengarkan?”

                Maryam     memindahkan       mangkuk     sup   agar   je mari nya   leluasa   mengoperasikan
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165