Page 188 - hujan
P. 188
bertanya pada diri sendiri, kamu juga tidak pernah meneleponnya, bukan? Apa
susahnya kamu telepon, ‘Halo, Soke Bahtera, aku dengar kamu mau wisuda, kok
aku tidak diberitahu?’ Mudah, kan?” Maryam meremas gemas rambut kribonya.
” Lagi pula, wisuda itu masih tiga bulan lagi, mungkin belum pasti, masih ada
kemungkinan berubah jadwal. Dia baru akan mem beritahumu jika sudah pasti.
Dia juga tahu kamu sibuk sekolah. Kita sebentar lagi ujian akhir semester. Dia
tidak mau kabar itu mengganggu konsentrasi belajar. Mungkin dia me nunggu
waktu terbaik memberitahu.”
Lail masih menunduk.
”Aku mau mencari makanan di kantin. Perutku lapar. Kamu mau ikut?”
Maryam menyerah.
Lail menggeleng.
Maryam meninggalkan Lail sendirian di kamar, bergumam sebal, ” Mereka
yang saling jatuh cinta, kenapa aku yang pu sing.”
***
Ujian akhir semester sekolah keperawatan menunggu.
Lail masih sering memikirkan Esok dan kabar wisuda itu beberapa minggu
kemudian, tapi dia punya ujian yang lebih men desak dipikirkan.
Sekolah keperawatan tidak mengenal istilah gagal dalam satu mata kuliah.
Semua harus lulus. Gagal satu, itu berarti meng ulang setahun lagi. Dalam
skenario yang lebih buruk, gagal dua mata kuliah, mereka dikeluarkan dari
sekolah. Semua mahasiswa menggunakan lisensi sistem pendidikan yang
dibiayai negara. Dana itu tidak akan dihabiskan untuk mahasiswa yang malas
belajar.
Selama persiapan ujian, kesibukan Lail dan Maryam di Orga ni sasi Relawan
berkurang signiJkan, karena seluruh aktivitas Organisasi Relawan memang
berkurang. Dengan pulihnya suhu udara, kualitas Sektor 1-5 meningkat cepat.
Tiga bulan sejak musim panas kembali, tidak ada lagi daerah yang masuk
kategori 1 hingga 3.
Ujian akhir semester berjalan lancar. Setiap kali keluar ruang an ujian, rambut