Page 215 - hujan
P. 215

27



















                SEMINGGU            kemudian,    di   atas   bus   kota,   di   trem,   di   toko-toko,   kantor-

                kantor, termasuk di sekolah, semua orang mem bicara kan langit biru tanpa awan.

                  ”Apa   yang   akan   terjadi   jika   hujan   benar-benar   tidak   pernah   turun   lagi?”
                seseorang bertanya.

                  ” Entahlah,   mungkin      kita   akan   mengalami     krisis   air   bersih,”   yang   lain

                menimpali.

                  ” Jika   krisis   air   terjadi,   bagaimana    dengan   air   minum   yang   kita   butuhkan?
                Irigasi  untuk  pertanian?  Air  untuk  hewan  ternak?  Industri?  Seluruh  kehidupan

                membutuhkan air.” Seseorang bertanya cemas.

                  ” Tidak  usah  khawatir.  Pemerintah  akan  memikirkan  solusinya.  Mereka  akan
                punya    teknologi   mengatasinya.    Ini   sudah   tahun   2050,   apa   pun   bisa   diatasi

                dengan ilmu pengetahuan.”

                  ” Bagaimana caranya?”
                  ”Setidaknya air masih banyak di lautan. Itu air semua.”

                  Lail   dan   Maryam   mendengarkan       lamat-lamat    percakapan    tersebut.   Mereka

                sedang   menumpang       bus   kota   rute   12   menuju   panti   sosial,   menghadiri   acara
                donatur.

                  ”Aku  juga  tidak  terlalu  mengkhawatirkan  soal  itu.  Sejauh  ini  toh  kita  masih

                bisa   melakukan    aktivitas   sehari-hari   dengan   normal.”   Yang   lain   mengangkat
                bahu, tidak peduli.

                  ”Aku  lebih  suka  musim  semi  tanpa  awan  dibanding  musim  dingin  dengan  salju

                tebal di mana-mana.” Temannya se pen dapat.
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220