Page 218 - hujan
P. 218
drama yang terinspirasi dari kisah nyata dua orang penghuni panti. Kisah yang
semoga meng inspirasi banyak orang.
Lail dan Maryam menelan ludah, menatap panggung di hadapan mereka.
Anak-anak panti usia enam hingga lima belas tahun ternyata membawakan
drama tentang dua orang gadis yang berlari sejauh lima puluh kilometer
menembus hujan badai. Permainan tata cahaya, tata suara, membuat panggung
terlihat sedang hujan badai sungguhan. Anak-anak panti dengan terampil meng-
gambar kan kejadian, membawa kembali suasananya. Itu pertunjukan yang baik,
yang berakhir ketika dua anak yang berakting sebagai Lail dan Maryam akhirnya
tiba di kota hilir sungai, berhasil mengirimkan peringatan, dan air bah
menghabisi property set di atas panggung.
Undangan bertepuk tangan.
Lail dan Maryam saling tatap.
” Kita tidak akan bisa melakukannya lagi,” Lail bergumam samar.
” Kenapa tidak?” Maryam tidak sepakat di sebelahnya. Se mangat relawan
Maryam sepertinya kembali setelah menonton drama itu.
” Hujan tidak turun lagi di muka bumi, Maryam.”
Maryam terdiam.
***
Enam bulan berlalu lagi, Lail dan Maryam sibuk menyiapkan ujian akhir
kelulusan untuk memperoleh lisensi perawat.
Langit masih terus membiru. Suhu udara bertambah panas.
Pengumuman resmi akhirnya dilakukan oleh pemerintah di berbagai belahan
dunia. Para peneliti telah mengonJrmasi, intervensi atas emisi gas sulfur
dioksida telah mengubah lapisan troposfer dan stratosfer bumi. Awan tidak bisa
terbentuk secara alami, senyawa gas sulfur dioksida dan antigas yang dilepaskan
telah mencegah proses pembentukan awan. Kabar buruknya, bukan hanya hujan
tidak akan turun, suhu udara diproyeksikan akan meningkat signiJkan beberapa
tahun ke depan, musim panas ekstrem mulai terjadi di negara-negara subtropis,
ke keringan bukan satu-satunya masalah serius, melainkan cuaca pa nas, yang