Page 228 - hujan
P. 228

” Konsorsium sepakat hal  itu  akan  dilakukan  secara  adil.  Kami  membuat  mesin

                yang   bisa   memilih   secara   acak,   sesuai   penyebar an   genetik   manusia,   dari   data

                kependudukan       yang   ada.   Penting   se kali   membawa   keragaman   genetik   di   atas
                kapal,   untuk    me masti kan    manusia     abad-abad     mendatang     bisa   bertahan.

                Minggu-minggu  ini,  nama  sepuluh  ribu  orang  yang  naik  kapal  akan  ditentukan.

                Mereka    seharusnya    sudah   tahu.   Proses   evakuasi   akan   segera   dimulai.   Empat
                minggu  lagi,  empat  kapal  itu  akan  berangkat.  Persis  saat  pesawat  itu  berangkat,

                pemerintah  akan  meng umum kan  proyek  ini  secara  terbuka,  agar  siapa  pun  yang

                tinggal di bumi bisa bersiap menghadapi situasinya.”
                  ” Kenapa mereka tidak mengumumkannya sekarang?”

                  ” Tidak  bisa,  Lail.  Itu  bisa  memantik  kerusuhan  skala  besar.  Orang-orang  akan

                mencari    tahu   di   mana   kapal   itu   dibangun.   Mereka   akan   memaksa   ikut   naik.
                Hingga hari keberangkatan belum tiba, hanya sedikit yang tahu soal ini.”

                  ” Ya Tuhan....” Lail mengusap wajah. ”Apakah... apakah Wali Kota tahu?”

                  ” Wali   Kota   tahu.   Tapi   tidak   dariku.   Wali   Kota   adalah   salah   satu   anggota
                konsorsium.  Kota  kita  memberikan  banyak  dana  untuk  proyek  itu  secara  diam-

                diam.  Itulah  yang  membuat  perbaikan  kereta  bawah  tanah  dihentikan,  ada  hal

                yang lebih mendesak dilakukan.”
                  ” Empat minggu lagi kapal itu berangkat?”

                  ”Semakin cepat semakin baik.” Esok mengangguk.

                  Lail terdiam. Perempatan jalan itu lengang sejenak.

                  ”Apa yang harus aku lakukan, Esok?”
                  ”Sebelum kapal itu berangkat, kamu tunggu kabar dariku. Apa pun yang kamu

                dengar,  apa  pun  informasi  yang  kamu  terima,  jangan  lakukan  apa  pun.  Tunggu
                aku   menghubungimu.        Kamu    bisa   melakukan    aktivitas   seperti   biasa   dengan

                normal,  karena  hanya  itu  yang  bisa  kita  lakukan.  Aku  harus  kembali  ke  lokasi

                proyek,   masih    ada   satu   hal   yang   harus   kuselesaikan   terkait   kapal-kapal   itu.

                Tugas terakhirku.”
                  Lail menelan ludah. Semua ini terdengar buruk.

                  ”Semua  informasi  yang  kusampaikan  sifatnya  rahasia,  Lail.  Kamu  tidak  boleh
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233