Page 62 - hujan
P. 62
8
SATU tahun berlalu sejak bencana letusan gunung skala 8 VE I.
Tenda pengungsian di stadion telah berkurang penghuninya. Sebagian besar
penduduk kembali ke rumah masing-masing. Bagi yang berkecukupan dan
beruntung, mereka bisa memper baiki atau membangun kembali rumah mereka,
masih seadanya, tapi itu lebih baik dibanding tinggal di tenda pengungsian. Bagi
yang masih memiliki keluarga di kota lain, mereka pindah ke kota tersebut.
Kehidupan mulai menggeliat. Kantor-kantor pemerintah dibuka, toko-toko
kembali beroperasi, mesin pabrik menyala, pusat bisnis kembali berdenyut.
Reruntuhan gedung masih di mana-mana, membaur bersama bangunan baru di
kanan-kirinya yang bagai jamur tumbuh di musim hujan.
Tidak semua beruntung. Toko kue milik ibu Esok terpaksa dirobohkan—
bangunannya sudah miring dan retak. Setahun terakhir ibu Esok tinggal di
tenda pengungsian. Dia tidak punya tabungan, tidak bisa membangun lagi toko
itu. Kondisi ibu Esok juga buruk. Dia sering kali jatuh sakit. Tubuhnya kurus.
R ambut nya beruban. Dia menghabiskan waktu dengan duduk melamun di kursi
roda. Esok merawat ibunya dengan telaten. Esok tidak lagi bekerja sebagai kurir
pengantar pesan. Dia membantu tim teknisi. Semuda itu, bakat insinyurnya
amat mengagumkan.
Lail sudah duduk di kelas 8, tubuhnya bertambah tinggi lima sentimeter
setahun terakhir. Sekolah tenda tempat ia belajar sudah pindah ke bangunan
permanen baru. Sementara Esok, anak laki-laki yang sekarang berusia enam
belas tahun itu duduk di kelas 12, loncat kelas. Tahun depan dia akan masuk
universitas.