Page 92 - hujan
P. 92

layar  sentuh  di  atas  meja  penerima  tamu.  Termasuk  scan  surat  pengantar  dari

                Ibu  Suri.  Layar  sen tuh  itu  berdesing  pelan,  memproses  data,  lantas  menentukan

                tahapan berikutnya.
                  ” Terima   kasih   telah   menunggu.     Aplikasi    kalian   telah   diterima.   Petugas

                pedaftaran    relawan   akan   menemui     kalian   di   lantai   enam,   ruang   dua   belas.

                Melalui lift sebelah kanan. Silakan ambil kartu pas kalian.”
                  Dua kartu magnetik keluar dari lubang kecil di meja penerima tamu.

                  Lail dan Maryam mengambil kartu itu, kemudian melangkah menuju lift.

                  Markas  Organisasi  Relawan  adalah  salah  satu  lembaga  pen ting  di  kota.  Dua
                tahun    setelah   bencana   gunung    meletus,   secara   umum    kondisi   dunia   masih

                buruk.  Hanya  kota-kota  tertentu  yang  pulih  dengan  cepat,  seperti  kota  tempat

                Lail  tinggal,  juga  Ibu  Kota.  Di  luar  itu,  kota-kota  yang  terisolasi,  kota-kota  di
                pe sisir   pantai,   desa-desa   di   pedalaman,   kondisi   mereka   mem pri hatinkan—

                sebagian  bahkan  semakin  buruk.  Kelaparan  di  mana-mana,  kemiskinan,  wabah

                penyakit, kriminalitas, belum lagi masa lah cuaca dingin.
                  Sejak  bencana  gunung  meletus,  seluruh  area  diklasiJkasikan  men jadi  sektor-

                sektor  tertentu.  Ada  enam  sektor,  angka  1  me nunjuk kan  kondisi  paling  serius,

                membutuhkan        prioritas   bantu an,   angka   6   berarti   pulih   total.   Organisasi
                Relawan,    dua   tahun   ter akhir,   mengorganisasi   ribuan   relawan   yang   dikirim   ke

                sektor  1  hingga  5.  Di  tengah  keterbatasan  dokter,  perawat,  petugas  peme rintah,

                dan marinir, kehadiran relawan membantu banyak proses pemulihan.

                  Lail   dan   Maryam   menuju    lantai   enam,   ruang   dua   belas.   Ruangan   itu   besar,
                dipenuhi     meja-meja    kerja,   ramai   oleh   petugas.   Salah    satu   di   antaranya

                menyambut  Lail  dan  Maryam,  me nyuruh  mereka  duduk  di  kursi.  Di  tangannya
                tergenggam  tablet  layar  sentuh  setipis  kertas  HVS.  Data  yang  dimasukkan  Lail

                dan Maryam di meja pendaftaran sudah ada di sana.

                  ” Dari   mana   kalian   mengetahui   rekrutmen    relawan    baru?”   pe tugas   bertanya

                ramah.
                  ” Pengumuman di televisi,” Maryam menjawab pendek.

                  ” Kami memang membutuhkan banyak relawan baru.” Petugas itu, laki-laki usia
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97