Page 95 - hujan
P. 95

” Kamu bisa mengerjakan soal tadi, Maryam?” Lail bertanya.

                  ”Sebagian besar. Sisanya menebak. Kamu?”

                  Lail mengangguk. ”Sama.”
                  Soal-soal   tadi   tidak   terlalu   sulit,   karena   mereka   lama   tinggal   di   tenda

                pengungsian.  Mereka  belajar  langsung  masa-masa  darurat,  berinteraksi  dengan

                petugas medis, marinir, dan relawan. Itu pengalaman sangat berharga.
                  ” Bagaimana kalau kita tidak lulus?”

                  ”Aku   tidak   mau   kembali    ke   kelas   memasak,   menghias    kue-kue,”   Maryam

                menjawab dengan suara nyaring khasnya. ” Lebih baik aku ikut kelas merajut.”
                  Lail tertawa. Bus kota rute 7 terus melaju di jalanan.

                  ” Kamu    tahu,   Maryam.     Semakin     kamu    kesal,   maka   rambutmu      semakin

                mengembang. Aku khawatir, lama-lama bus ini dipe nuhi rambut kribomu.”
                  ”Apa kamu bilang?” Maryam berseru melengking.

                  Lail sudah bergegas pindah kursi.
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100