Page 96 - hujan
P. 96
12
SEMINGGU kemudian, sepulang dari sekolah, Lail dan Maryam dipanggil
Ibu Suri.
Mereka bahkan belum sempat mengganti seragam. Dan bu kankah sekarang
waktunya makan siang? Semua penghuni panti sosial harus berada di sana.
Kenapa mereka dipanggil men dadak?
”Apakah kamu membuat masalah baru, Lail?” Maryam ber tanya. Mereka
berjalan di lorong-lorong lengang, menuju kantor Ibu Suri.
”Aku tidak membuat masalah.” Lail menggeleng. Enak saja. Setahun lebih
mereka tinggal di panti sosial, yang lebih sering di panggil Ibu Suri adalah
Maryam.
Ibu Suri sudah menunggu di meja kerjanya.
” Duduk.” Ibu Suri menunjuk kursi.
Lail dan Maryam saling lirik, lalu duduk.
”Apa yang kalian lakukan seminggu lalu di markas Organisasi Relawan?” Ibu
Suri bertanya dengan intonasi dingin.
” Eh, kami mengikuti tes,” Lail yang menjawab. Bukankah Maryam memegang
surat pengantar? Apa salahnya? Atau jangan-jangan Maryam memalsukan surat
itu?
” Iya. Aku tahu kalian ikut tes. Maryam bahkan memohon ke padaku
memberikan surat pengantar dari panti. Dia bersedia menyikat toilet seluruh
lantai demi surat itu.” Ibu Suri menatap tajam Lail. ” Pertanyaanku adalah apa
yang kalian lakukan di sana. Saat ujian?”