Page 83 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 83

polar dan non polar dalam strukturnya dapat berinteraksi dengan adonan yang lengket seper

              permen (bagian polar pengemulsi berinteraksi dengan adonan permen), dan bagian non polar
              dapat mencegah adonan lengket pada cetakan

                   9.  Antispattering Agent
                     Berfungsi mencegah air terpisah dari lemak dalam sistem emulsi w/o seperti margarin.

              Margarin  jika  dipanaskan  menyebabkan  air  terpisah  sehingga  pengemulsi  dapat  berperan

              mencegah pemisahan tersebut
                   10. Freeze Thaw Stabilizer

                     Pengemulsi mempunyai bagian polar yang mampu menahan air pada proses thawing
              produk yang dibekukan sehingga menurunkan jumlah calran yang keluar

                   11. Gloss Enhancer
                     Berfungsi  meningkatkan  sifat  kilap  permukaan  suatu  produk  pangan,  seperti  permen
              cokelat

                   12. Cloud Former

                     Karena tidak larut sempurna dalam air akibat mempunyai bagain hidrofobik, pengemulsi
              menyebabkan larutan bersifat keruh sehingga dapat digunakan sebagai pengeruh (cloudifier).

              Contoh aplikasi pengeruh adalah pada pembuatan jus jeruk. Tidak semua jus buah atau sari buah
              memerlukan pengeruh, contohnya sari apel.

                   13. Hydrating Agent

                     Berfungsi meningkatkan kemampuan mengikat air sehingga memu- dahkan pelarutan.
              Contohnya adalah penyemprotan lesitin pada susu bubuk (lesitinasi) berfungsi meningkatkan

              kemampuan susu bubuk untuk terhidrasi.
                   14. Dispersion Stabilizer

                     Seperti dispersant, mempunyai kemampuan menstabilkan sistem dispersi.
                   15. Encapsulating Agent

                     Pengemulsi dapat berfungsi melapisi bahan aktif sehingga berfungsi sebagai penyalut.


              E.  Karakteristik Jenis-Jenis Zat Pengemulsi

                   1.  Monogliserida
                     Monogliserida  adalah  pengemulsi  yang  paling  banyak  dan  paling  umum  digunakan.
              Monogliserida bersifat sangat lipofilik dengan nilai HLB 1-10. Monogliserida dihasilkan dari

              proses transesterifikasi dari gliserol dengan trigliserida atau esterifikasi glierol dengan asam
              lemak bebas. Pengemulsi ini banyak digunakan pada produk rerotian (bakery), frozen dessert,

              icings, toppings, dan mentega kacang. Karena sifatnya yang lipofilik, monogliserida cenderung
              larut dalam minyak sehingga sesuai untuk menstabilkan emulsi air dalam minyak.
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88